Morgan Stanley Nilai Overweight Pasar Saham RI

Morgan Stanley melihat sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga ekonomi dan pasar keuangan Indonesia menjadi hal positif.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Nov 2018, 10:50 WIB
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Morgan Stanley merilis laporan terbaru terkait kondisi pasar saham Indonesia. Dari laporan itu menyebutkan pasar saham Indonesia masih menarik di tengah sentimen global dan domestik yang bebani pasar saham.

Dari laporan berjudul Indonesia:the Case for Outperfomance, Going OW, Analis Morgan Stanley Sean Gardner, menuturkan pasar saham Indonesia bergejolak sejak Mei 2018.

Hal itu dipengaruhi dolar Amerika Serikat (AS) makin perkasa mendorong kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7 days repo rate naik 150 basis poin menjadi 5,75 persen. Selain itu, kenaikan harga minyak juga bebani pasar saham.

Sentimen tersebut juga mendorong aliran dana investor asing keluar dari dari Indonesia lebih cepat dan besar dibandingkan negara lain. Total aliran dana investor asing mencapai USD 7,7 miliar atau sekitar Rp 115,33 triliun (asumsi kurs Rp 14.978 per dolar AS). Angka ini juga mencatatkan rekor dari sentimen keuangan sebelumnya antara lain taper tantrum pada semester II 2013.

Aliran dana investor asing keluar saat itu mencapai USD 4,7 miliar atau sekitar Rp 70,33 triliun dalam periode lebih dari delapan bulan. Selain itu pada 2015, investor asing keluar mencapai USD 3,6 miliar atau sekitar Rp 53,91 triliun.

Meski demikian, Morgan Stanley melihat sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga ekonomi dan pasar keuangan Indonesia menjadi hal positif.

Langkah dilakukan BI mulai dari fokus menjaga kestabilan ekonomi, menaikkan suku bunga acuan, dan beri kelonggaran untuk sektor properti.

Sedangkan pemerintah menerapkan kebijakan penggunaan 20 persen biodiesel, menerapkan kenaikan tariff untuk 1.000 barang impor dan menunda sejumlah proyek infrastruktur.

 


Pilihan Saham

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Morgan Stanley pun menempatkan rekomendari overweight  yang berarti dapat perbesar bobot investasi di sejumlah saham di pasar Indonesia. Morgan Stanley. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun berpotensi naik 7 persen ke posisi 6.906. Dengan pertumbuhan laba 6 persen pada 2018, sedangkan konsensus melihat pertumbuhan 13 persen.

Sektor saham yang jadi pilihan terutama untuk investor asing sektor saham bank dan telekomunikasi. Selain itu ada juga sektor saham konsumsi, utilitas.

 Saham-saham yang direkomendasikan antara lain PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), sedangkan yang terbesar dimiliki asing PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Sedangkan pilihan saham kapitalisasi menengah antara lain PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya