RI Catat Pertumbuhan Ekonomi 5,17 Persen, IHSG Turun Terbatas

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melemah terbatas pada perdagangan saham sesi pertama Senin (5/11/2018).

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Nov 2018, 12:18 WIB
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melemah terbatas pada perdagangan saham sesi pertama Senin (5/11/2018). Hal itu terjadi di tengah rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen.

Mengutip data RTI pukul 11.16 waktu JATS, IHSG melemah tipis 2,66 poin ke posisi 5.904,32 usai rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen. Kemudian IHSG turun 4,1 poin atau 0,07 persen ke posisi 5.902,13. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,14 persen ke posisi 940,37. Sebagian besar indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada penutupan sesi pertama, IHSG melemah terbatas 8,87 poin atau 0,15 persen ke posisi 5.897,41. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,29 persen ke posisi 938,85. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 186 saham melemah sehingga menekan IHSG. 178 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 117 saham diam di tempat. Pada sesi I, IHSG berada di posisi tertinggi 5.926,63 dan terendah 5.886,20.

Total frekuensi perdagangan saham 203.795 kali dengan nilai transaksi lima miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 209,58 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di Rp 14.967.

Sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur susut 0,66 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 0,61 persen dan sektor saham industri dasar merosot 0,58 persen.

Sedangkan sektor saham barang konsumsi naik 0,71 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Saham-saham yang menguat antara lain saham SATU naik 69,23 persen ke posisi Rp 198 per saham, saham WICO menanjak 21,57 persen ke posisi Rp 620 per saham, dan saham NUSA mendaki 18,57 persen ke posisi Rp 166 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham CAKK turun 18,12 persen ke posisi Rp 122 per saham, saham SDRA merosot 14,55 persen ke posisi Rp 705 per saham, dan saham TAMU tergelincir 9,85 persen ke posisi Rp 2.380 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,55 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,43 persen, indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,46 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand tergelincir 0,74 persen, indeks saham Shanghai susut 1,33 persen, indeks saham Singapura merosot 1,87 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 0,61 persen.

Rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 pengaruhi pergerakan IHSG. BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen. VP Sales and Distribution PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian, menuturkan investor asing masih beli saham dan rupiah menguat terhadap dolar AS. Hal itu membuat pelemahan IHSG tak terlalu tajam.

 


BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III 2018 Capai 5,17 Persen

Suasana pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (7/5). Pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2018 tersebut lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada periode sama dalam tiga tahun terakhir. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya 5,06 persen.

"Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal III 2017 sebesar 5,06 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin (5/11/2018).

Suhariyanto menjelaskan meski lebih tinggi jika dibandingkan periode sama 2017, angka ini lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 yang tercatat 5,27 persen.

"Kita masih punya satu triwulan lagi hingga akhir tahun. Kalau itu bagus kami harap pertumbuhan ekonomi secara tahunan bagus," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya