Liputan6.com, Tangerang “Saya punya habit (kebiasaan) sarapan jus buah. Itu buat sendiri dari rumah. Sepanjang jalan, dari rumah ke kantor kira-kira 45 menit sampai 1 jam itu saya minum jus buah saja. Pokoknya, buah apa pun yang ada di rumah ya saya bikin jus.”
Kebiasaan rutin tiap pagi membuat jus buah dilakukan Widyawati, sapaan akrabnya, sebelum berangkat ke kantor di Kuningan, Jakarta Selatan. Wanita yang menjabat sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan, tidak harus spesifik buah apa untuk dibuat jus.
Baca Juga
Advertisement
Jus buah yang dibuat pun alami. Wiwid, sapaan akrabnya, menghindari menambahkan gula ke dalam jus buatannya. Tak hanya membuat jus buah, aktivitas Wiwid di pagi hari terbilang sibuk. Wiwid juga menyiapkan sarapan untuk keluarga dan bekal untuk anaknya. Bekal tersebut untuk menyiasati agar anaknya tidak jajan sembarangan.
Wiwid menularkan pola hidup sehat pada buah hatinya dengan menjadikan buah sebagai bekal camilan sang anak. Wiwid sendiri juga selalu membawa buah ke kantor. Buah apa saja siap tersedia di dalam tas.
“Saya selau bawa buah, ada apel dan buah lainnya di dalam tas. Camilan buah ini juga jadi bekal anak,” ucap Wiwid kepada Health Liputan6.com saat berjumpa pada hari peringatan Hari Kesehatan Nasional 2018 di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, ditulis Senin (5/11/2018).
Saksikan video menarik berikut ini:
Minum air putih, makan sayur, dan buah
Manfaat air putih dapat mencegah dehidrasi dan menjaga kadar cairan tubuh agar fungsi organ tubuh berjalan baik. Air putih juga menjadi asupan cairan terbaik bagi Wiwid. Setelah bangun tidur, Wiwid minum air putih hangat sebanyak 500 cc. Pun begitu saat tiba di kantor, ibu dari tiga anak ini banyak minum air putih.
“Saya berangkat dari rumah jam 06.30 WIB. Selama di mobil kan minum jus buah terus. Jadi, pas sampai kantor ya kencing. Nah, sepanjang hari itu, saya minum air putih banyak,” Wiwid melanjutkan.
Untuk urusan makan, Wiwid rupanya sudah jarang makan nasi selama lima tahun ini. Asupan karbohidrat dari nasi itu ia ganti dengan memperbanyak makan sayur dan buah-buahan. Terkadang ia mengganti nasi dengan kentang. Ia juga mengurangi makan daging.
“Kalau nasi sudah lima tahun ini jarang makan nasi. Saya ganti dengan setara nasi. Penggantinya paling sayur, buah, kentang. Udah itu aja. Makan nasi itu kalau lagi kangen aja sih. Tapi (tetap) sehat kan. Karena protein tetap masuk,” ujar Wiwid, yang tinggal di Rawamangun, Jakarta Timur.
Advertisement
Lari dan jalan cepat
Walaupun aktivitas pagi hari sangat sibuk, Wiwid tetap berolahraga rutin usai pulang kantor. Ia biasanya olahraga pada sore dan malam hari.
“Saya olahraganya lari dan jalan cepat. Pastinya saya olahraga pada sore atau malam hari. Apalagi kalau sore masih ketemu matahari ya saya olahraga. Palingan keliling kompleks rumah saja,” ucap Wiwid.
Olahraga di hari libur, seperti hari Sabtu atau Minggu juga jarang, biasanya di hari kerja. Kalau olahraga pada malam hari di atas pukul 19.00 Wib. Durasi waktu olahraga Wiwid juga disesuaikan dengan kemampuan tubuhnya.
“Kalau jalan cepat 1,5 jam lebih. Lari cuma 30-an menit. Itu juga buat ngabisin waktu aja,” ujar Wiwid.
Ia biasa lari dengan teman-teman atau ditemani dengan anaknya yang paling bungsu yang berusia 14 tahun. Olahraga yang murah-murah saja.
“Saya lari dan jalan cepat keliling kompleks rumah. Saya mencoba untuk hidup sehat. Sekarang, polusi dan segala macam penyakit ada. Jadi, hidup sehat itu perlu,” tambah ibu yang sudah dikaruniai satu cucu.
Hobi berenang
Berenang jadi olahraga favorit Wiwid yang ia lakoni sejak muda. Wanita berambut pendek ini ternyata hobi berenang. Ia berenang dua kali seminggu.
“Saya berenang juga. Hobi berenang. Kalau berenang dua kali seminggu begitu ada waktu,” ujar Wiwid.
Ia menceritakan, sewaktu muda dulu dirinya memang suka lakoni bermacam-macam olahraga. Lari, gym, dan berenang pun dijalani.
“Suami saya itu suka main tenis. Bisa empat kali seminggu main tenis. Lari dan jalan cepat cukup. Yang penting 10.000 langkah setiap hari,” ujar Wiwid.
Menyoal tidur, Wiwid kerap menyiasati tidur selama 5-10 menit di mobil.
“Jangan ditanya tidur sehari berapa jam. Kalau bisa tidur ya tidur. Ya, setidaknya 3-4 jam tidur semalam dapat kok. Kadang enggak bisa juga. Habis gimana, kalau saya ada tugas dan berangkat pagi-pagi sama teman-teman ya saya harus berangkat pagi. Pulang baru malam.”
Meski begitu, lanjut Wiwid, kita harus pandai mengatur waktu untuk istirahat.
“Nanti tidur nyenyaknya juga bisa kembali kok. Istirahat sebentar saja, jangan diforsir tenaganya.
Advertisement