Sempat Melemah, IHSG Akhirnya Menguat 14,30 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi hingga akhirnya berbalik ke zona hijau pada perdagangan saham awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Nov 2018, 16:20 WIB
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi hingga akhirnya berbalik ke zona hijau pada perdagangan saham awal pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (5/11/2018), IHSG menguat 14,30 poin atau 0,24 persen ke posisi 5.920,59. Indeks saham LQ45 mendaki 0,33 persen ke posisi 944,70. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Sebanyak 180 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 213 saham melemah dan 118 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.926,63 dan terendah 5.886,20.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 376.759 kali dengan volume perdagangan saham 7,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 760,27 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di Rp 14.977.

Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham barang konsumsi naik 1,54 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur sebesar 0,90 persen dan sektor saham aneka industri mendaki 0,79 persen.

Sementara itu, sektor saham infrastruktur tergelincir 0,90 persen, sektor saham aneka industri susut 0,79 persen dan sektor saham tambang mendaki 0,37 persen.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 2,08 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,91 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,55 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand merosot 0,62 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,41 persen, indeks saham Singapura melemah 1,79 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,17 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, meski pelaku pasar global agak pesimistis terhadap proses negosiasi perdagangan antara AS dengan China, IHSG mampu menguat lantaran membaiknya stabilitas fundamental makro ekonomi domestik.

“Adapun hasil rilis PDB kuartal per kuartal III sebesar 3,09 pesen dan PDB year on year pada kuartal III sebesarr 5,17 persen ternyata di atas konsensus mampu memberikan sentimen positif bagi IHSG,” ujar Nafan.

 


IHSG Turun Terbatas pada Sesi I

Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melemah terbatas pada perdagangan saham sesi pertama Senin 5 November 2018. Hal itu terjadi di tengah rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen.

Mengutip data RTI pukul 11.16 waktu JATS, IHSG melemah tipis 2,66 poin ke posisi 5.904,32 usai rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen. Kemudian IHSG turun 4,1 poin atau 0,07 persen ke posisi 5.902,13. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,14 persen ke posisi 940,37. Sebagian besar indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada penutupan sesi pertama, IHSG melemah terbatas 8,87 poin atau 0,15 persen ke posisi 5.897,41. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,29 persen ke posisi 938,85. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 186 saham melemah sehingga menekan IHSG. 178 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 117 saham diam di tempat. Pada sesi I, IHSG berada di posisi tertinggi 5.926,63 dan terendah 5.886,20.

Total frekuensi perdagangan saham 203.795 kali dengan nilai transaksi lima miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 209,58 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di Rp 14.967.

Sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur susut 0,66 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 0,61 persen dan sektor saham industri dasar merosot 0,58 persen.

Sedangkan sektor saham barang konsumsi naik 0,71 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Saham-saham yang menguat antara lain saham SATU naik 69,23 persen ke posisi Rp 198 per saham, saham WICO menanjak 21,57 persen ke posisi Rp 620 per saham, dan saham NUSA mendaki 18,57 persen ke posisi Rp 166 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham CAKK turun 18,12 persen ke posisi Rp 122 per saham, saham SDRA merosot 14,55 persen ke posisi Rp 705 per saham, dan saham TAMU tergelincir 9,85 persen ke posisi Rp 2.380 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,55 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,43 persen, indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,46 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand tergelincir 0,74 persen, indeks saham Shanghai susut 1,33 persen, indeks saham Singapura merosot 1,87 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 0,61 persen.

Rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 pengaruhi pergerakan IHSG. BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen. VP Sales and Distribution PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian, menuturkan investor asing masih beli saham dan rupiah menguat terhadap dolar AS. Hal itu membuat pelemahan IHSG tak terlalu tajam.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya