Liputan6.com, Jakarta Siapa yang belum pernah mengalami ketindihan? Sebagian orang mungkin hanya mengalami perasaan kurang nyaman, sementara yang lain bisa jadi merasa terteror oleh penampakan maupun suara yang mereka dengar selama mengalami ketindihan. Hal inilah yang dieksplorasi oleh film horor bertajuk Mara.
Mara diawali dengan kasus kematian janggal seorang pria di tempat tidur. Sang istri, Helena (Rosie Fellner) yang menyaksikan langsung tragedi ini, trauma berat. Kepada Kate (Olga Kurylenko), psikolog forensik yang memeriksanya, wanita tersebut berulang kali menyebut nama Mara, setan dalam tidur, sebagai sang pelaku pembunuhan.
Baca Juga
Advertisement
Dengan berat hati, Kate menetapkan Helena mengalami gangguan kejiwaan. Alhasil, wanita tersebut dipisahkan oleh buah hatinya, Sophie (Mackenzie Imsand).
Merasa bersalah, diam-diam Kate mencoba menyelidiki kasus ini. Ia berharap dapat membebaskan Helena dan menyatukannya kembali dengan Sophie.
Sosok Mara
Sementara itu, sejak menangani kasus ini, Kate mulai merasakan gangguan dalam tidurnya. Ia sering mengalami sleep paralysis, atau ketindihan. Lama kelamaan, gangguan ini makin terasa menyeramkan, karena muncul sesosok tinggi kurus kering yang mendekatinya.
Gangguan itu tak menghentikan usaha Kate menyelesaikan kasus Helena. Kecurigaannya mengarah kepada Dougie (Craig Conway), pria emosional yang mengenal Helena dan suaminya.
Kepada Kate, Dougie kembali menyebut nama yang sama dengan Helena sebagai sosok penyebab kematian misterius ini: Mara.
Kate, ternyata juga telah ditandai oleh Mara.
Advertisement
Mitos soal Ketindihan
Mara, memiliki modal yang mantap untuk masuk ke relung-relung otak, memancing ketakutan para penontonnya. Pasalnya, fenomena ketindihan memang begitu universal, banyak orang dari berbagai latar belakang dan budaya, mengalami hal ini.
Ditambah lagi, Mara menghadirkan sejumlah mitos dan informasi yang dikaitan dengan fenomena ketindihan. Ini, membuat cerita dalam Mara kian menarik untuk diikuti. Performa Javier Botet, seorang aktor spesialis pemeran hantu dan sosok monster, juga cukup membuat merinding.
Perkara Klimaks
Hanya saja, bagian klimaks dalam film ini terasa hambar. Masalah yang dijalin sejak awal film, diurai dengan terlalu gampang. Alhasil, justru bagian pemuncak inilah terasa lemah dan kurang nendang.
Tapi setidaknya, Mara lumayan berpotensi untuk membuat para penonton untuk takut tidur—dan ketindihan—setelah menyaksikan film ini.
Advertisement