Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Karawang pada Senin 29 Oktober. Hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap, sebelum hilang kontak dan jatuh, pesawat bernomor register PK-LQP itu sudah mengalami kerusakan pada empat penerbangan terakhir, termasuk rute Jakarta-Pangkalpinang.
Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono menyebutkan temuan tersebut terungkap dari flight data recorder (FDR) pesawat yang telah ditemukan.
Advertisement
"FDR sudah kita download. FDR tersebut berdurasi yang direkam adalah 69 jam dan parameternya ada 1.790 parameter dan yang terekam di dalam FDR itu adalah ada 19 penerbangan sebelumnya termasuk yang terakhir," kata dia di kantornya, Senin (5/11/2018).
Berdasarkan data dari flightradar24.com, empat penerbangan terakhir Lion Air PK-LQP yakni pada 27 Oktober dengan rute Lombok-Denpasar, 28 Oktober Manado-Denpasar, 28 Oktober Denpasar-Jakarta, dan 29 Oktober Jakarta-Pangkalpinang.
Pada empat penerbangan terakhir tersebut, sambung dia, ditemukan kerusakan pada penunjuk kecepatan di pesawat atau air speed indicator. "Jadi pada empat penerbangan terakhir ditemukan kerusakan pada istilahnya air speed indicator," ujar Soerjanto.
Pihak KNKT saat ini sedang mengumpulkan data terkait perbaikan yang dilakukan selama terjadi kerusakan pada pesawat Lion Air tersebut.
"Jadi kami sedang secara mendetail mempelajari baik interview dari penerbang-penerbang (pilot) yang menerbangkan sebelumnya maupun data-data perbaikan yang telah dilakukan oleh teknisi-teknisi dari maskapai tersebut," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kerusakan Lain Belum Diketahui
Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menyebutkan kerusakan terjadi pada empat penerbangan sebelum insiden kecelakaan secara berurutan.
"Kita akan me-review lebih lanjut apa yang menjadi penyebab kerusakan, bagaimana perbaikan yang sudah dilakukan dan bagaimana pilot menerbangkan selama pesawat mengalami kerusakan ini," ungkapnya.
Dia menjelaskan, yang dimaksud empat penerbangan adalah berurutan. Empat penerbangan terakhir dari yang tercatat di black box mengalami kerusakan pada air speed indicator.
Namun, untuk kerusakan lainnya sejauh ini belum diketahui.
"Kemudian kerusakan yang lain apakah ada, kita belum teliti lebih lanjut. Kemudian inilah yang kita sedang cari, kerusakan ini akibat apa? Apakah indikator yang rusak alat ukur atau sensornya yang rusak atau ada sistem komputer di dalamnya yang rusak? Ini yang kita belum tahu ini yang akan kita cari tahu lebih lanjut," Soerjanto memungkasi.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement