Liputan6.com, Karawang - Tangis keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP yang ikut acara tabur bunga di Kapal KRI Banda Aceh, pecah. Air mata mereka tak terbendung lagi ketika kapal berada tak jauh dari lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.
Pantauan Merdeka.com, beberapa keluarga yang ikut di Kapal KRI Banda Aceh bahkan tak kuasa berdiri. Kakinya lemas teringat anggota keluarga tercinta. Beberapa petugas dari TNI dan Polri pun membantu mereka untuk berdiri.
Advertisement
Sebagian melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Lainnya berdoa sesuai kepercayaannya.
Petugas juga memperbolehkan mereka berdiri di pinggir kapal dengan penjagaan anggota TNI Angkatan Laut (AL), juga tim psikologi dari Mabes Polri.
Keluarga pun dilayani oleh para pramugari dari Lion Air yang memayungi mereka dari panasnya terik matahari.
Kapal KRI Banda Aceh memutar dua kali di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air. Usai itu, kapal berhenti beberapa menit untuk mempersilakan keluarga melakukan tabur bunga.
"Silakan bapak/ibu apabila ingin melakukan tabur bunga, kami sudah sediakan. Inilah tempat jatuhnya saudara-saudara kita saat itu, persisnya di sebelah kiri kita," kata Pangkoarmada I Laksda Yudo Margono, Selasa (6/11/2018).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Masih Cari Korban
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi meminta keluarga korban Lion Air tak mengkhawatirkan apapun. Sebab, pihaknya akan terus mengevakuasi korban di Tanjung Pakis, Karawang.
"Semua penumpang akan diangkat dan RS Polri yang identifikasi si A si B, saya enggak paham. Tugas saya hanya ngambil korban, doakan saya Bu, saya terus berusaha," kata Syaugi di KRI Banjarmasin, Selasa (6/11/2018).
Syaugi juga menyebut saat ini pihaknya telah mengangkat 164 kantong jenazah yang diserahkan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
"Itulah penyebab saya perpanjang, setelah ketemu kemarin. Makanya saya mau terus," ucapnya.
Reporter: Ronald
Sumber: Merdeka.com
Advertisement