Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia secara spasial pada kuartal III 2018 masih didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa. Wilayah ini memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,57 persen.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa memang memiliki segmen yang berbeda. Jawa sendiri lebih berorientasi terhadap industri dan pertanian.
"Jangan bilang terpusat di Jawa dong. Pertumbuhan kita itu memang gini, pertumbuhan antara luar Jawa dan jawa itu, itu memang tergantung situasi. Jadi ekonomi kita itu, Jawa pertanian dan industri," ujar Darmin di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (6/11/2018).
Baca Juga
Advertisement
Berbeda dengan Jawa, daerah lain lebih berorientasi terhadap pertanian dan Sumber Daya Alam (SDA). Sehingga, begitu terjadi goncangan harga komoditas akan langsung berdampak terhadap ekonomi luar Jawa.
"Luar Jawa itu pertanian dan SDA. Jadi kalau harga komoditi perkebunan misalnya belum membaik memang, luar Jawa itu sedikit akan tertinggal, sedikit. Tapi ya tidak banyak," jelasnya.
Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, saat ini harga SDA memang sudah mulai mengalami perbaikan. Namun untuk perkebunan masih stagnan atau belum ada kenaikan yang cukup positif.
"SDA itu pertambangan sebenarnya mulai membaik, tapi perkebunan belum. Jadi sudah lah enggak usah selalu dilihat perbedaannya ya ini berganti-ganti," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal III 2018 Capai 5,17 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya 5,06 persen.
"Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal III 2017 sebesar 5,06 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin (5/11/2018).
BACA JUGA
Suhariyanto menjelaskan meski lebih tinggi jika dibandingkan periode sama 2017, angka ini lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 yang tercatat 5,27 persen.
"Kita masih punya satu triwulan lagi hingga akhir tahun. Kalau itu bagus kami harap pertumbuhan ekonomi secara tahunan bagus," tandasnya.
Advertisement