Cadangan Devisa RI Meningkat Jadi USD 115,2 Miliar

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia tercatat USD 115,2 miliar pada akhir 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Nov 2018, 18:36 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia tercatat USD 115,2 miliar pada akhir 2018.

Jumlah itu meningkat USD 400 juta dibandingkan posisi akhir September 2018 sebesar USD 114,8 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor.

Selain itu, pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, seperti dikutip dari laman BI, Rabu (7/11/2018).

Peningkatan cadangan devisa pada Oktober 2018 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah serta stabilitas nilai tukar rupiah.

"Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik,serta kinerja ekspor yang tetap positif," ujar dia.

 


Posisi Cadangan Devisa Turun Jadi USD 114,8 Miliar pada Akhir September

Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2018 sebesar USD 114,8 miliar, atau lebih rendah USD 3,1 miliar dibandingkan dengan USD 117,9 miliar pada akhir Agustus 2018. 

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan, Jumat 5 Oktober 2018.

Ia menuturkan, penurunan cadangan devisa pada September 2018 terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. 

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya