Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan saham Kamis (8/11/2018). Kondisi nilai tukar rupiah yang masih dalam tren penguatan diperkirakan menjadi angin segar bagi para investor.
Meski begitu, investor dan pelaku pasar kini menanti hasil pemilu paruh waktu (midterm election) di Amerika Serikat. Pasar berharap akan ada perubahan dari kebijakan Amerika Serikat sehubungan dengan ketidakpastian akan tensi ekonomi global.
"Pertemuan The Fed minggu ini juga menjadi salah satu sorotan para pelaku pasar dan investor, karena tentu akan meningkatkan probabilitas kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Desember 2018 nanti," ucap Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus di Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Secara teknikal, lanjut dia, IHSG berpeluang untuk melanjutkan kenaikannya dengan support dan resistance di level 5.895-5.936.
Sementara itu, jelang rencana pengumuman defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal III 2018 pada 9 November 2018, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menilai akan membawa pengaruh bagi gerak IHSG.
Meski demikian, ia tetap memproyeksikan IHSG bertengger di zona hijau dalam kisaran level 5.821-6.088. Ia berharap momentum stabilnya nilai tukar dapat dijaga untuk terus menopang laju IHSG ke depan.
Untuk saham laik beli pada hari ini, Nico menganjurkan saham-saham seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Indofarma Tbk (INDF).
Sedangkan William menyarankan saham-saham berkapitalisasi besar antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
IHSG Menguat pada Perdagangan Saham Kemarin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu juga didukung nilai tukar rupiahmenguat terhadap dolar AS.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 7 November 2018, IHSG menguat 15,95 poin atau 0,27 persen ke posisi 5.939,88. Indeks saham LQ45 menanjak 0,31 persen ke posisi 947,91. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 203 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 173 saham melemah dan 120 saham diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.947,60 dan terendah 5.891,14.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 368.764 dengan volume perdagangan saham 9,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 41,46 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.592.
Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian melemah 0,19 persen, sektor saham barang konsumsi merosot 0,17 persen dan sektor saham keuangan turun 0,02 persen. Selain itu, sektor saham konstruksi menanjak 1,9 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menanjak 1,48 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,61 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham DIGI naik 25 persen ke posisi Rp 1.175 per saham, saham LINK melonjak 13,64 persen ke posisi Rp 5.000 per saham dan saham ERTX mendaki 11,54 persen ke posisi Rp 145 per saham.
Selain itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham SATU merosot 24,81 persen ke posisi Rp 200 per saham, saham CINT tergelincir 17,27 persen ke posisi Rp 230 per saham, dan saham RODA melemah 12,22 persen ke posisi Rp 316 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menanjak 0,10 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,10 persen, indeks saham Singapura menguat 0,15 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,85 persen.
Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,52 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,28 persen dan indeks saham Shanghai susut 0,68 persen.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement