BNPB Imbau Masyarakat Waspadai Banjir dan Longsor

Umumnya, puncak musim hujan berlangsung pada Januari sehingga ancaman bencana juga akan semakin meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2018, 08:37 WIB
Jembatan Cipatujah mengalami kerusakan akibat hujan lebat dan debit banjir Sungai Ciandum Cipatujah yang tinggi. (Foto: Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman banjir, longsor dan puting beliung.

"Memasuki musim penghujan, kemungkinan bencana banjir, longsor dan puting beliung akan semakin meningkat," kata Sutopo melalui pesan tertulis, Kamis (8/11/2018).

Sutopo mengatakan, curah hujan akan terus bertambah. Umumnya, puncak musim hujan berlangsung pada Januari sehingga ancaman bencana juga akan semakin tinggi.

Banjir telah terjadi di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran. Di Tasikmalaya, 498 kepala keluarga dari enam desa di tiga kecamatan terkena dampak, sedangkan di Pangandaran melanda 602 kepala keluarga dari sembilan desa di enam kecamatan.

Lima orang dilaporkan meninggal dunia dan satu orang hilang terseret banjir di Tasikmalaya. Tim pencarian dan pertolongan masih terus mencari korban yang hilang dengan menyusuri sungai.

Banjir di Tasikmalaya juga menyebabkan jembatan Sungai Ciandum di Jalan Raya Cipatujah yang merupakan penghubung Tasikmalaya-Garut roboh akibat luapan sungai.

Sedangkan di Pangandaran, satu orang dilaporkan meninggal dunia. Empat keluarga atau 10 jiwa mengungsi akibat banjir.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Banjir dan Longsor di Cilacap

Tak hanya di Tasikmalaya, cuaca ekstrem berupa hujan di atas normal yang memicu banjir dan longsor juga terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Salah satunya terjadi di Bandara Tunggul Wulung.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, banjir terjadi di jalan menuju Bandara Tunggul Wulung pada Selasa pagi. Secara bersamaan, terjadi longsor di area yang berdekatan dengan landasan pacu atau runway Bandara.

Komara mengaku belum menerima informasi apakah longsor tersebut berdampak pada operasional bandara. Begitu pun dengan dimensi atau ukuran longsornya.

“Di daerah menuju bandara juga banjir. Ya, karena hujan intensitas tinggi sejak semalam. Cuma itu karena kondisi tanah labil, jadi longsor,” katanya, Selasa siang.

Selain di Bandara Tunggul Wulung, akibat cuaca ekstrem banjir dan longsor juga terjadi di wilayah lainnya, yakni di Kecamatan Jeruklegi dan Kecamatan Maos.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya