Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu lanjutkan penguatan pada awal perdagangan saham Kamis (8/11/2018). Hal itu didorong bursa saham global yang positif.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG mendaki 32,44 poin atau 0,55 persen ke posisi 5.972,32. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG menguat 42,47 poin atau 0,72 persen ke posisi 5.982,36. Indeks saham LQ45 menanjak 0,60 persen ke posisi 953,60. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.996,84 dan terendah 5.963,03. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 38.399 kali dengan volume perdagangan saham 855 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 719,9 miliar. Investor asing membeli saham Rp 490,32 juta di pasar regular. Dolar AS perkasa terhadap rupiah di posisi 14.643.
Baca Juga
Advertisement
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi melemah 0,21 persen. Sektor saham keuangan menanjak 0,69 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menguat 0,56 persen dan sektor tambang menanjak 0,55 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham DIGI mendaki 10,64 persen ke posisi Rp 1.300 per saham, saham VICO menguat 7,14 persen ke posisi Rp 105 per saham, dan saham ENRG menanjak 6,73 persen ke posisi Rp 111 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham SATU turun 21,50 persen ke posisi Rp 157 per saham, saham TIRA terpangkas 5,29 persen ke posisi Rp 161 per saham, dan saham PANS tergelincir 4,68 persen ke posisi Rp 1.325 per saham.
Bursa saham Asia pun kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menanjak 0,82 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,43 persen, indeks saham Jepang Nikkei melonjak 1,88 persen dan bukukan penguatan terbesar.
Disusul indeks saham Shanghai menguat 0,45 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,63 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,47 persen.
Prediksi Analis
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan saham Kamis (8/11/2018). Kondisi nilai tukar rupiah yang masih dalam tren penguatan diperkirakan menjadi angin segar bagi para investor.
Meski begitu, investor dan pelaku pasar kini menanti hasil pemilu paruh waktu (midterm election) di Amerika Serikat. Pasar berharap akan ada perubahan dari kebijakan Amerika Serikat sehubungan dengan ketidakpastian akan tensi ekonomi global.
"Pertemuan The Fed minggu ini juga menjadi salah satu sorotan para pelaku pasar dan investor, karena tentu akan meningkatkan probabilitas kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Desember 2018 nanti," ucap Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus di Jakarta.
Secara teknikal, lanjut dia, IHSG berpeluang untuk melanjutkan kenaikannya dengan support dan resistance di level 5.895-5.936.
Sementara itu, jelang rencana pengumuman defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal III 2018 pada 9 November 2018, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menilai akan membawa pengaruh bagi gerak IHSG.
Meski demikian, ia tetap memproyeksikan IHSG bertengger di zona hijau dalam kisaran level 5.821-6.088. Ia berharap momentum stabilnya nilai tukar dapat dijaga untuk terus menopang laju IHSG ke depan.
Untuk saham laik beli pada hari ini, Nico menganjurkan saham-saham seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Indofarma Tbk (INDF).
Sedangkan William menyarankan saham-saham berkapitalisasi besar antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement