Cadangan Devisa Naik Jadi USD 115,2 Miliar Imbas Rupiah Menguat

Penguatan nilai tukar rupiah salah satunya disebabkan Kemenangan Partai Demokrat dalam pemilu sela di Amerika Serikat (AS).

oleh Merdeka.com diperbarui 08 Nov 2018, 11:15 WIB
Ilustrasi cadangan devisa. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia sebesar USD 115,2 miliar pada akhir Oktober 2018. Angka ini meningkat apabila dibandingkan dengan akhir September 2018 yang mencapai USD 114,8 miliar.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, peningkatan cadangan devisa ini karena penguatan rupiah dalam beberapa waktu terakhir. Bank Indonesia tidak melakukan intervensi untuk stabilisasi mata uang Garuda.

"Memang pada waktu seminggu ini, ya hari ini saya belum tahu. Ya tapi kan menguatnya agak banyak. Seminggu ini BI enggak intervensi, malah ada dana yang masuk sudah," ujar Menko Darmin di Kantornya, Rabu (7/11/2018) malam.

Lebih lanjut, Darmin menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah salah satunya disebabkan Kemenangan Partai Demokrat dalam pemilu sela di Amerika Serikat (AS). Kemenangan ini memunculkan anggapan kebijakan proteksionisme Donald Trump akan melunak.

"Kenapa hari ini begitu jauh menguatnya? Karena di AS ya house of representatif-nya dimenangkan oleh Demokrat. Orang mulai hitung, Nah ini kebijakan galaknya Trump boleh jadi akan direm. Ini semua spekulasi. Ya, jadi arahnya pada saatnya akan balik ke fundamentalnya," jelas dia.

Meski demikian, Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut belum dapat memastikan penguatan nilai tukar rupiah akan terjadi untuk jangka panjang. "Saya belum mau jawab. Itu tergantung kejadian dunia ini apa saja yang terjadi," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Cadangan Devisa RI Meningkat Jadi USD 115,2 Miliar

Ilustrasi cadangan devisa. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia tercatat USD 115,2 miliar pada akhir 2018.

Jumlah itu meningkat USD 400 juta dibandingkan posisi akhir September 2018 sebesar USD 114,8 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor.

Selain itu, pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, seperti dikutip dari laman BI, Rabu (7/11/2018).

Peningkatan cadangan devisa pada Oktober 2018 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah serta stabilitas nilai tukar rupiah.

"Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik,serta kinerja ekspor yang tetap positif," ujar dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya