Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Klungkung, Bali, memberikan dukungan terhadap pengembangan ekonomi kreatif melalui cara yang berbeda.
Salah satunya dengan memanfaatkan sampah yang sudah tidak dipakai oleh masyarakat melalui program Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS).
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, mengatakan TOSS merupakan program yang bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta. Hal ini membawa Pemkab Klungkung menjadi pelopor pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) skala industri pertama di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Program TOSS memiliki metode yang dapat mengubah sampah menjadi briket menggunakan mesin bio activator, kemudian briket tersebut dapat dijual kepada pihak Indonesia Power atau digunakan sendiri," ujar dia di Bali, Kamis (8/11/2018).
Dia menjelaskan, mesin tersebut miliki daya tampung 1 ton sampah, yang diolah kemudian menghasilkan 600 kg briket dan dari 600 kg briket tersebut dapat menghasilan listrik setara 400 Kilo Watt (KWh). Dengan 400 KWh tersebut dapat memenuhi kebutuhan listrik 40 rumah selama 24 jam.
Suwirta optimistis program TOSS ini dapat menjadi sumber ekonomi kreatif yang baru, khususnya bagi masyarakat di sekitar Kabupaten Klungkung. Sebab, adanya pasokan listrik dari program ini menjadi salah satu penopang berjalannya industri kreatif di kabupaten tersebut.
"Dalam sehari Klungkung dapat menghasilkan 60 ton sampah, dan itu setara dengan 1.300 KWh atau 1,2 Mega Watt (MW) dan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik 120 rumah selama 24 jam," ujar dia.
Program yang telah berjalan ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat sekitar, tetapi juga diakui oleh pemerintah pusat. Melalui program ini, Kabupaten Klungkung, Bali menerima penghargaan Top 40 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Jurus Pemkab Klungkung Bali Tarik Kunjungan Wisatawan
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung Bali melakukan penataan kembali Lapangan Puputan Klungkung di Kabupaten Klungkung pada tahun ini. Penataan tersebut menelan anggaran sebesar Rp 6,3 miliar.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan, Lapangan Puputan Klungkung yang terletak di Kota Semarapura, Kabupaten Klungkung, merupakan salah satu tempat wisata di wilayah tersebut.
Penataan ini dilakukan untuk menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke kabupaten tersebut.
"Lapangan ini sekaligus akan menjadi Bencingan Puri Agung Klungkung, yaitu sebagai wujud apresiasi kepada Puri Agung Klungkung yang masuk dalam salah satu program city tour, di mana Puri Agung Klungkung menjadi salah satu objek tujuan kunjungan wisatawan,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu 24 Januari 2018.
Selain untuk wisatawan, lanjut dia, lapangan ini juga diharapkan bisa menjadi tempat masyarakat sekitar beraktivitas. Dengan demikian, lapangan ini akan menimbulkan dampak pada perekonomian di daerah.
"Sebelumnya pernah dilakukan penataan, namun kondisinya masih belum optimal. Karena kondisi Lapangan Puputan Klungkung selalu ramai dikunjungi dari mulai pagi hingga sore, sekadar untuk berolahraga maupun aktivitas lainnya, maka diputuskan untuk dilakukan penataan ulang," kata dia.
Penataan Lapangan Puputan Klungkung meliputi pembuatan jogging track, air mancur, serta taman bermain berupa taman rare untuk anak, dewasa, dan lansia, termasuk juga pembuatan arena bermain skateboard, tempat duduk, dan WiFi.
Selanjutnya, anggaran tersebut juga akan digunakan untuk pembuatan patung Ida Dewa Agung Jambe, Raja Klungkung yang gugur saat terjadinya Perang Puputan tahun 1908.
"Saya berharap masyarakat Kabupaten Klungkung bisa berlibur, menghabiskan waktu di tengah kota tanpa harus keluar daerah lagi. Kami juga berkomitmen dengan mempercantik Lapangan Puputan ini untuk masyarakat Klungkung dan dapat dirasakan langsung manfaat dari penataan ini," tandas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Baca Juga
Advertisement