Liputan6.com, Jakarta Harga beras jenis medium merangkak naik sejak sebulan terakhir. Padahal, stok beras melimpah. Hal tersebut menjadi anomali sebab seharusnya harga bergerak turun ketika stok melimpah.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman menyebutkan anomali tersebut tidak perlu dikhawatirkan mengingat stok beras melimpah ruah.
"Kami ingin yakinkan publik, pangan aman. Jangan digoreng kesana kemari nanti ada anomali hari ini. Kita yakin kenapa? Karena supply, cukup bahkan dua kali lipat dari standar lalu stok bulog juga cukup," kata Mentan saat melakukan peninjauan pasar di Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (8/11/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan, anomali tersebut terjadi sebab stok beras medium cenderung ditingkatkan menjadi jenis premium.
Namun dia berharap kondisi ini akan membaik sebab musim panen sudah di depan mata. "Kita panen lagi satu bulan lagi. Lalu harga ada pergerakan naik, ini ada anomali harusnya turun. Yang kita tunggu adalah turun," ujarnya.
Dia mengatakan satgas pangan akan turun tangan mengatasi anomali harga beras tersebut.
"Ada anomali ini kita serahkan ke satgas pangan. Kita imbau supaya jangan mengubah kalau memang premium karena ada sampel kami ambil di bawa ke lab dikatakan premium tetapi sesungguhnya medium," tutupnya.
Dalam kesempatan serupa, Kepala Satgas Pangan Polri, Irjen Setyo Wasisto mengamini bahwa terjadinya anomali harga tersebut karena indikasi ada yang mengubah spesifikasi beras dari medium ke premium.
"Nah ini menjadi tugas saya sebagai satgas pangan untuk melakukan pengawasan," ujarnya.
Dia menyatakan satgas pangan akan terjun ke pasar-pasar dan melakukan pengecekan.
"Kita akan ngecek di pasaran dan melakukan uji laboratorium juga kepada kualitas beras yang ada di lapangan sehingg beras yang disebut medium sesuai dengan kriteria yang ada dan premium juga sesuai kualitas yang ada sehingga tidak ada lagi menipu masyarakat, jangan kualitas medium dijual premium," tutupnya.
Reporter:Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Kenaikan Harga
Direktur Utama Food Station, Arief Prasetyo Adi membenarkan adanya fenomena aneh tersebut. Kenaikan harga beras terjadi dari Rp 8.750 menjadi Rp 9.150 per Kg.
"PIBC stoknya 50 ribu ton, kemarin 51 ribu ton. Artinya lebih tinggi dari sebelumnya. Memang ada fenomena harga beras medium yang agak bergerak naik. Kita mengajukan operasi pasar kepada Pak Budi, Pak Amran dan Mendag," ujarnya.
Dia menjelaskan, kondisi tersebut bukan disebabkan masalah produksi. Melainkan beras medium yang cenderung dijadikan beras premium.
"Tapi dalam kondisi saat ini memang produksi dari pertanian kita beras cukup dan pasokannya juga normal. Tapi memang beras medium ini cenderung di up ke premium," tutupnya.
Harga eceran tertinggai (HET) beras medium di wilayah mengacu pada Permendag nomor 57/M-DAG/PER/8/2017, yaitu:
Wilayah I: Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi, dan Bali harga af gudang curah Rp 8.100 per kg dengan HET Rp 9.450 per kg.
Wilayah II: Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, NTT, dan Kalimantan, harga af gudang curah Rp 8.600 per kg dengan HET Rp 9.950 per kg
Wilayah III: Maluku dan Papua, harga af gudang curah Rp 8.900 per kg dengan HET Rp 10.250 per kg
Advertisement