Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal akan bergerak menguat pada perdagangan saham Jumat (9/11/2018) ini. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai membawa dampak baik bagi pergerakan indeks IHSG hari ini.
Selain penguatan mata uang garuda, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengatakan, naikknya nominal cadangan devisa (cadev) RI yang menyentuh USD 115,2 miliar pada akhir Oktober 2018 memberikan angin segar bagi gerak IHSG.
Baca Juga
Advertisement
"Sentimen menguatnya nilai rupiah dan publikasi Bank Indonesia (BI) terkait posisi cadangan devisa Indonesia bulan sebesar USD 115,2 miliar tentunya akan mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi dalam Negeri. Hal ini jelas akan menjadi sentiment positif bagi pasar," tuturnya.
Sementara itu, lanjut Nico, sentimen eksternal juga memberi dampak positif bagi IHSG untuk melaju hijau pada perdagangan hari ini. Hasil pemilu paruh waktu di Amerika, demikian dia, partai demokrat merebut parlemen sementara Partai Republik kuasai Senat.
"Keberhasilan partai demokrat menguasai parlemen tentunya tidak menyenangkan bagi partai republik yang merupakan partai pengusung Trump," jelasnya.
"Ini akan memberikan gairah kepada emerging market tidak terkecuali Indonesia untuk mulai kembali on the track, karena tentu pergerakan ekspansif Trumph akan mulai mengalami hambatan," ia menambahkan.
Saham Pilihan
Adapun pada hari ini, Nico memprediksi IHSG bertengger di zona hijau dalam support dan resistance di kisaran 5.904 hingga 5.961.
Saham cuan yang patut dibeli menurutnya antara lain seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan juga PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Disisi lain, secara teknikal Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya memperkirakan, IHSG berpeluang menghijau dalam rentang 5.821 sampai 6.088.
Ia menganjurkan saham-saham seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), serta PT Medco Energi International Tbk (MEDC).
Advertisement