Pedagang Ungkap Penyebab Kenaikan Harga Beras Medium

Para pedagang menyiasati pasokan dengan mencampur antara beras premium seharga Rp 9.500 per kilogram dengan beras menir yang harganya Rp 7.000 per kilogram.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Nov 2018, 16:00 WIB
Pedagang menata beras dagangannya di PD Pasar Jaya Gondangdia, Jakarta, Jumat (19/1). Kementerian Perdagangan akan merevitalisasi 1.200 pasar tradisional pada 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Koperasi Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid menyatakan, kenaikan harga beras medium dalam beberapa waktu terakhir akibat minimnya stok di pasaran. Pemerintah diminta segera menggelontorkan stok yang dimiliki Perum Bulog.

Dia mengungkapkan, sebelumnya pemerintah mengaku memiliki stok sebanyak 1,5 juta beras medium di gudang-gudang milik Bulog. Di tengah kenaikan harga, seharusnya stok tersebut bisa segera digelontorkan ke pasar.

"Sekarang itu tinggal bagaimana pemerintah mengatasi kekurangan beras medium,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Zulkifli menjelaskan, yang sebenarnya terjadi di lapangan saat ini yaitu para pedagang banyak menerima pesanan beras medium. Padahal stoknya sudah hampir kosong.

Saat ini, para pedagang menyiasati pasokan dengan mencampur antara beras premium seharga Rp 9.500 per kilogram dengan beras menir yang harganya Rp 7.000 per kilogram.

“Itu juga permintaan pembeli, dan harganya Rp 8.500-Rp 8.750 per kg,” ungkap dia.

Sementara itu,‎ Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi juga membenarkan jika minimnya stok menjadi penyebab kenaikan harga beras medium. Hal ini berkaitan dengan pasokan dari sentra-sentra produksi beras.

"Stok minim karena jumlah panen beras pada akhir tahun ini sedikit meskipun kualitasnya bagus,” jelas dia.

Lantaran jumlah panen sedikit, lanjut dia, harga gabahnya pun melambung. Saat ini, harga gabah untuk beras medium sekitar Rp 5.000 per kg, tidak lagi Rp 3.000 seperti sebelumnya.

"Dengan harga gabah yang melambung berdampak terhadap meroketnya harga beras medium. Untuk sesuai dengan HET agak susah.‎ Untuk menekan harga di pasaran, pemerintah DKI telah meminta kepada Bulog untuk mengguyur pasar dengan beras medium. Di Cipinang itu kebutuhan beras medium 6-7 ribu ton per minggu,” tandas dia.


Satgas Pangan Diminta Selidiki Kenaikan Harga Beras Medium

BPS tengah menyiapkan metode penelitian yang baru, terkait data pangan BPS yang selama ini dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Harga beras jenis medium merangkak naik sejak sebulan terakhir. Padahal, stok beras melimpah. Hal tersebut menjadi anomali sebab seharusnya harga bergerak turun ketika stok melimpah.

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman menyebutkan anomali tersebut tidak perlu dikhawatirkan mengingat stok beras melimpah ruah.

"Kami ingin yakinkan publik, pangan aman. Jangan digoreng kesana kemari nanti ada anomali hari ini. Kita yakin kenapa? Karena supply, cukup bahkan dua kali lipat dari standar lalu stok bulog juga cukup," kata Mentan saat melakukan peninjauan pasar di Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (8/11/2018).

Dia menjelaskan, anomali tersebut terjadi sebab stok beras medium cenderung ditingkatkan menjadi jenis premium.

Namun dia berharap kondisi ini akan membaik sebab musim panen sudah di depan mata. "Kita panen lagi satu bulan lagi. Lalu harga ada pergerakan naik, ini ada anomali harusnya turun. Yang kita tunggu adalah turun," ujarnya.

Dia mengatakan satgas pangan akan turun tangan mengatasi anomali harga beras tersebut.

"Ada anomali ini kita serahkan ke satgas pangan. Kita imbau supaya jangan mengubah kalau memang premium karena ada sampel kami ambil di bawa ke lab dikatakan premium tetapi sesungguhnya medium," tutupnya.

Dalam kesempatan serupa, Kepala Satgas Pangan Polri, Irjen Setyo Wasisto mengamini bahwa terjadinya anomali harga tersebut karena indikasi ada yang mengubah spesifikasi beras dari medium ke premium.

"Nah ini menjadi tugas saya sebagai satgas pangan untuk melakukan pengawasan," ujarnya.

Dia menyatakan satgas pangan akan terjun ke pasar-pasar dan melakukan pengecekan.

"Kita akan ngecek di pasaran dan melakukan uji laboratorium juga kepada kualitas beras yang ada di lapangan sehingg beras yang disebut medium sesuai dengan kriteria yang ada dan premium juga sesuai kualitas yang ada sehingga tidak ada lagi menipu masyarakat, jangan kualitas medium dijual premium," tutupnya.

 

Reporter:Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya