Jakarta - Liliyana Natsir semakin mendekati masa pensiun. Setelah tersingkir dari perempat final Fuzhou China Terbuka 2018, Jumat (9/11/2018), mengungkapkan suka dukanya selama berpasangan dengan Tontowi Ahmad. Dia tak lupa menyemangati Tontowi yang masih akan meneruskan kariernya di bulutangkis.
Liliyana telah mengumumkan bakal gantung raket pada Februari 2019. Fuzhou China Terbuka 2018 kemungkinan menjadi turnamen terakhir Tontowi/Liliyana sebagai pasangan.
Advertisement
"Delapan tahun berpasangan dengan Owi, pasti ada suka dan duka, tapi kalau dilihat dari prestasi, lebih banyak sukanya. Gelar di kejuaraan-kejuaraan penting banyak kami dapatkan seperti hattrick All England, bisa juara dunia lagi dua kali dan puncaknya medali emas olimpiade," jelas Liliyana, dalam rilis yang diterima Bola.com.
Liliyana juga memberi semangat kepada Tontowi untuk tetap haus gelar. Dominasi China di ganda campuran menjadi tantangan tersendiri bagi Tontowi yang dalam beberapa turnamen ke depan. Tontowi akan dipasangkan dengan Della Destiara Haris, pemain yang sebelumnya bermain di ganda putri bersama Rizki Amelia Pradipta.
"Pasti rasanya sedih, tapi life must go on, cepat atau lambat ini pasti terjadi. Buat Owi, targetnya kan mau coba lagi ke olimpiade. Peta persaingan ganda campuran sekarang masih dipegang China, mudah-mudahan Owi bisa membimbing pasangan yang baru dan lolos kualifikasi ke Tokyo 2020," tutur Liliyana.
"Yang paling penting buat Owi itu motivasi, sudah dapat semua gelar penting, mungkin ada rasa puas dan motivasi menurun jika dibandingkan dulu yang selalu ingin mengejar gelar. Motivasi ini yang harus dipertahankan, kalau motivasi berkurang dann melihat persaingan pemain-pemain muda yang cepat dan kuat, ya agak berat untuk bersaing," imbuh Liliyana Natsir.
Sumber: Bola.com
Tontowi Ucapkan Terima Kasih
Setelah bertanding hari ini, Tontowi menyampaikan ucapan terima kasih kepada partnernya tersebut. Berpasangan sejak akhir 2010, Tontowi/Liliyana hingga kini masih menjadi andalan Indonesia.
Keduanya telah mengantongi segudang prestasi, termasuk titel-titel penting seperti gelar hattrick di All England pada 2012, 2013 dan 2014, juara dunia di Guangzhou 2013 dan Glasgow 2017, serta puncaknya medali emas pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Cik Butet yang sudah membawa saya mendapatkan banyak gelar. Saya bisa dikenal orang dan bisa jadi seperti ini, semua berkat bimbingan Cik Butet," kata Tontowi.
"Mudah-mudahan selain di bulutangkis, karier Cik Butet juga bisa sukses. Semoga saya bisa cepat berdaptasi dengan partner yang baru karena saya rencananya masih bermain lagi," imbuh Tontowi.
Baca Juga
Pratama Arhan Jadi Pemain Timnas Indonesia Pertama yang Capai 50 Penampilan di Era Shin Tae-yong
Pemain Tengah Newcastle United Tegaskan Tak Punya Keturunan Malaysia, Minta Agar Tak Dikaitkan Lagi dengan Timnas Negara
Jay Idzes Ungkap Karakter Suporter di Indonesia dan Italia Punya Perbedaan, Apa itu?
Advertisement