Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan penjualan telepon seluler (ponsel) pada tahun ini diperkirakan akan menurun. Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat dan kondisi ekonomi Indonesia.
Vice President Samsung Electronics Indonesia Lee Kang Hyun mengatakan, biasanya penjualan ponsel di Indonesia selalu tumbuh hingga 10 persen per tahun. Namun, pada tahun ini diperkirakan terjadi penurunan pertumbuhan.
Baca Juga
Advertisement
"Ponsel juga sebenar ya konsumen elektroniknya sangat sulit, tapi ponsel tiap tahun naiknya tetap di 5 persen-10 persen. Tapi kelihatannya tahun ini, semester II ini susah," ujar dia dalam Konferensi Regional Pembangunan Industri ke-1 (Regional Conference on Industrial Development/RCID) di Kuta, Bali, seperti ditulis Sabtu (10/11/2018).
Namun demikian, Lee berharap pada tahun depan kondisi ekonomi nasional bisa membaik. Dengan demikian akan kembali mendorong penjualan ponsel.
"Secara total sangat sulit kondisinya sekarang. Jadi mudah-mudahan ini bisa kembali naik lagi," ungkap dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Smartphone Jadi Andalan
Menurut Lee, meski penjualannya lesu, namun hingga saat ini penjualan ponsel, khususnya smartphone masih menjadi andalan Samsung. Selain itu, produsen elektronik asal Korea Selatan ini juga telah mengikuti aturan pemerintah dalam memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Iya masih (andalan). Semampunya Samsung melayani (penjualan smartphone). Sesuai TKDN, Samsung sudah mencapai TKDN juga, sudah memproduksi 100 persen lokal. Jadi sebenarnya dari pabrikan tidak ada masalah. Cuma yang kami harap marginnya bisa lebih besar di kita," tandas dia.
Advertisement