Liputan6.com, Yogyakarta Sebanyak 350 peserta dari 20 negara akan ambil bagian dalam Jogja International Heritage Walk (JIHW) 2018. Event ini akan digelar pada 17-18 November 2018. Dalam event ini, peserta akan diajak menjelajahi beragam keunikan Jogja. Mulai dari sejarah, budaya, hingga masyarakatnya.
"JIHW merupakan sebuah perhelatan internasional yang memadukan olahraga jalan kaki dengan penjelajahan wisata. Sebagai sebuah atraksi wisata, eksistensi JIHW sudah tidak terbantahkan. Event ini rutin digelar setiap tahunnya. Bahkan pelaksanaan tahun ini sudah memasuki satu dekade," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Selasa (6/11).
Advertisement
Menpar yakin event ini akan berjalan sukses. Sebab, Jogja menyimpan kekayaan beragam kekayaan pariwisata.
“Jogja memiliki segala jenis wisata. Baik wisata sejarah, bahari, belum lagi budayanya yang kental, kuliner, juga keramahan masyarakatnya. Jogja juga mempunyai sejumlah destinasi digital. Sangat lengkap. Wisatawan mempunyai banyak pilihan di Jogja,” katanya.
Sementara itu Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti tidak meragukan eksistensi dari JIHW.
"Eksistensinya luar biasa. Selalu mampu mengundang wisatawan datang, termasuk juga wisatawan mancanegara. Atraksi yang ditampilkan pun selalu dipoles sehingga memanjakan wisatawan," ungkap wanita berkerudung itu.
Wakil Ketua Pelaksana JIHW Dahlia Puspasari menuturkan, tahun ini tema yang diangkat adalah The 10th Jogja International Heritage Walk 2018 : Save the Nature, Respect the Culture, Jogja to the World. Event ini akan digelar dalam tiga rute, yakni 5 km, 10 km dan 20 km.
Dahlia menjamin tahun ini pelaksanaan JIHW akan berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya. Pasalnya tahun ini JIHW telah terpilih menjadi One of 100 Best National Event Kementerian Pariwisata. Untuk itu beragam hal baru pun dipersiapkan untuk memanjakan para peserta. Salah satunya dengan menghadirkan rute baru pada perhelatan tahun ini.
"Ada rute baru yang kita hadirkan untuk hari kedua. Rutenya di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Kita akan ajak peserta mengelilingi enam desa wisata yang unik. Yakni Desa Pancoh, Desa Kelor, Desa Nanggring, Desa Tunggul Arum, Desa Pule Sari dan Desa Garongan," ujar Dahlia
Dahlia menuturkan di rute baru ini ada keunikan-keunikan yang bakal dirasakan oleh peserta jalan kaki. Misalnya saat singgah di Desa Nanggring, peserta bisa menikmati susu kambing etawa gratis. Begitu juga saat singgah di Desa Pulesari. Di desa ini peserta akan diajak berinteraksi bersama warga desa. Sajiannya pertunjukan musik instrumental tradisional dan gunungan salak.
Sedangkan di Desa Kelor peserta akan diajak menengok sebuah tempat bersejarah bernama Joglo Kelor. Sebuah tempat perlindungan saat masa Perang Diponegoro yang dibangun sejak 1835.
"Masing-masing desa memiliki ciri khas yang unik. Inilah tujuan kegiatan ini. Kami ingin menonjolkan alam dan budaya daerah setempat," ungkap Dahlia.
Hari pertama pun tak kalah menariknya. Pada hari pertama, area Candi Prambanan akan disajikan beragam seni budaya. Pada pukul 06.00 WIB di Candi Brahmana, akan ada sesi cucuk lampah oleh Gedruk Lampah Buto. Lalu selama perjalanan, para peserta akan disuguhi berbagai hiburan menarik seperti pertunjukan akustik musik tradisional, wayang wong di area Candi Sari dan rencananya akan ada tari topeng pedalangan.
Kemeriahan tak berhenti disitu saja. Beragam sajian lain pun tak lupa disiapkan pihak panitia. Ada edukasi jamu oleh Wilwatikta, Senam zumba dan cek kesehatan gratis oleh Rotary Club of Yogya Tugu, Fun bike 10 km gratis, Lomba mewarnai dan lomba melukis payung bersama komunitas Omah Parenting.
"Selain itu ada Board game AR (Augmented Reality) bersama komunitas Sebangku, edukasi dan workshop Taman Siswa Ki Hajar Dewantara bersama Sariswara Club. Ada juga games dolanan anak, edukasi lingkungan hidup dan donasi bibit pohon bersama Greentech Universitas Pembangunan Nasional (UPN), serta festival makanan dan barang-barang organik oleh Komunitas Organik Indonesia," pungkas Dahlia.
Marketing Communication JIHW 2018, Dede Budiarti menuturkan, jika JIHW telah resmi menjadi bagian International Volkssport Verband (IVV) sejak 2013 bersama 29 negara lain. IVV atau International Federation of Popular Sport merupakan sebuah organisasi non profit yang mewadahi beberapa cabang olahraga populer seperti Triathlon.
"Melalui peran IVV ini memudahkan para pejalan kaki dari negara-negara Eropa, Jepang dan Pan Pasifik datang ke Indonesia khususnya Jogja untuk ikut JIHW," ujarnya.
(*)