Liputan6.com, Banyumas - Cuaca sebagian wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu pagi terbilang bersahabat. Tak ada tanda-tanda bahwa bakal terjadi cuaca ekstrem di wilayah ini.
Sejak pagi, matahari di ufuk timur memancar, meski terkadang ditingkahi tutupan awan. Cuaca bersahabat itu mendadak berubah menjelang tengah hari.
Hujan ringan mulai turun. Di kejauhan, geluduk guruh berkabar sembari mengarak awan tebal hitam.
Benar saja, sekitar pukul 14.30 WIB, Purwokerto dan sejumlah wilayah lain Banyumas dilanda angin kencang yang disertai hujan lebat. Setidaknya ada tiga lokasi yang terdampak cuaca ekstem di Banyumas.
Satu di Kecamatan Baturraden, kedua di Purwokerto kota, dan di Desa Banjarsari Kecamatan Sumbang.
Baca Juga
Advertisement
Di Baturraden, dua pohon tumbang dan menutup ruas utama jalur Purwokerto-Baturraden. Di waktu yang hampir bersamaan, satu mobil ringsek tertimpa pohon Sengon dipicu cuaca ekstrem di parkiran Rita Supermall Purwokerto.
“Ada mobil tertimpa pohon Sengon di parkiran Rita Supermall. Kemudian (angin kencang juga melanda) Kecamatan Sumbang Desa Banjarsari,” kata Kusworo, Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Minggu malam.
Di Desa Banjarsari Kecamatan Sumbang, angin kencang dilaporkan menerbangkan seng atau atap asbes rumah warga. Akan tetapi, belum diperoleh laporan rinci mengenai dampak keseluruhan di desa ini.
Tak peduli hujan yang masih melanda, tim BPBD bersama relawan langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi dan pembersihan area terdampak. Terutama di sejumlah objek vital, seperti ruas jalan Purwokerto-Baturraden.
“Evakuasi dilakukan cukup lama karena pohon berukuran cukup besar,” ucapnya.
Malam ini, petugas BPBD dan relawan juga langsung melakukan perbaikan di wilayah Desa Banjarsari Kecamatan Sumbang yang terdampak cuaca ekstrem. Perbaikan ini dilakukan bersamaan dengan assesment bencana untuk mengetahui kebutuhan bantuan yang diperlukan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
6 Longsor di Banjarnegara
Di Kabupaten Banjarnegara, cuaca ekstrem berupa hujan sangat lebat memicu longsor di enam titik. Longsor terjadi di wilayah yang tersebar di Banjarnegara sisi selatan dan Banjarnegara sisi utara.
“Di selatan berarti ada tiga titik, utara juga tiga titik,” Arif menerangkan.
Meski begitu, dia memastikan tak ada korban jiwa dan dampak signifikan. Paling berdampak adalah longsor yang sempat menyebabkan tiga jam di Jalan Raya Pagedongan.
“Banyak relawan yang terlibat upaya pembersihan. Kemudian disemprot dengan tangki pemadan kebakaran agar jalan tidak licin,” dia mengungkapkan.
Adapun kejadian lainnya adalah longsor tebing yang menimpa rumah warga dengan dampak yan tak terlampau berat. Misalnya, di dusun Siwaru Desa Lebakwangi, longsor menimpa rumah keluarga Muhayat (53).
Tebing setinggi 6 meter itu longsor dan menjebol tembok. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
“Hanya kerusakan barang-barang,” ujarnya.
Terkait tingginya kemungkinan bencana longsor, banjir dan angin kencang di musim penghujan ini, BPBD berencana mengusulkan Surat Keputusan (SK) Bupati Banjarnegara mengenai siaga bencana.
Surat keputusan itu merupakan antisipasi secara struktural mempertimbangkan besarnya risiko bencana di musim penghujan. Harapannya, kepala desa atau lurah secara aktif mensosialisasikan agar warga lebih waspada saat risiko bencana bertambah tinggi seperti pada musim penghujan ini.
BPBD juga menyiagakan dua alat berat agar bisa dikerahkan saat dibutuhkan. Selain dua alat berat yang dimiliki, BPBD juga sudah berkoordinasi dengan Dinas PU agar sewaktu-waktu bisa meminjam untuk melakukan tanggap darurat bencana.
“Dengan swasta kita juga bisa menggunakan alat milik perusahaan swasta, kita sudah komunikasikan itu,” dia menerangkan.
Advertisement