Liputan6.com, New Delhi - Petaka terjadi di langit India hari ini 22 tahun lalu. Tepat pada 12 November 1996, dua pesawat dari arah berbeda tabrakan di udara.
Insiden tragis itu membuat tak ada korban selamat. Seluruh penumpang, yakni 349 orang, dinyatakan tewas.
Advertisement
Menurut Airlive.net, pesawat Maskapai Saudi Arabian Airlines dengan nomor penerbangan 736, hendak terbang pada sekitar pukul 18.32 waktu setempat dari Bandara Internasional Indira Gandhi India menuju Bandara Internasional Dhahran Arab Saudi.
Pesawat jenis Boeing milik maskapai Saudi itu dikemudikan oleh kapten pilot Khalid Al Shubaily, dibantu kru Nazir Khan dan teknisi Edris. Kapten pilot dikenal memiliki jam terbang yang sudah banyak, yakni 9.800 jam terbang. Sebagian besar penumpang adalah warga India yang merupakan calon tenaga kerja yang akan bertugas di Arab Saudi sebagai asisten rumah tangga, sopir dan juru masak.
Pada waktu yang bersamaan, pesawat Kazakhstan Airlines dengan nomor penerbangan 1907 (UN-76435) dari Bandara Internasional Shymkent, Kazakhstan hendak mendarat ke Bandara Internasional Indira Gandhi. Pesawat jenis Ilyushin II-76TD tersebut membawa 27 penumpang dan 10 kru pesawat. Kapten pesawat ini juga dikenal sangat berpengalaman, mengantongi 9.200 jam terbang.
Pesawat Kazakhstan 1907 sebelumnya telah dipersiapkan untuk turun ke ketinggian 15.000 kaki menuju Bandara Indira Gandhi. Sementara, pesawat Saudi 763 hendak terbang naik ke ketinggian 14.000 kaki di jalur yang sama dengan arah yang berbeda. Namun yang terjadi, pesawat Kazakhstan ternyata turun ke ketinggian 14.500, lebih rendah dari yang seharusnya.
Petaka pun terjadi.
Petugas pengendali lalu lintas udara (ACT) buru-buru memperingatkan pesawat Kazakhstan, namun sudah telat. Kedua pesawat terlanjur bertabrakan. Pesawat Saudi menabrak ekor kapal terbang Kazakhstan.
Pilot Angkatan Udara Amerika Serikat, Timothy J Place yang tengah menerbangkan pesawat Lockheed C-141B melihat asap mengepul membumbung tinggi di sekitar lokasi kejadian.
Tim penyelamat menemukan empat penumpang kritis dari pesawat Ilyushin, namun mereka tak terselamatkan. Ada lagi 2 penumpang yang ditemukan selamat, masih terikat di kursi pesawat. Namun, mereka juga meninggal.
Total 349 orang tewas mengakibatkan kecelakaan tersebut masuk dalam daftar salah satu tabrakan pesawat di udara paling mematikan dalam sejarah.
Berdasarkan hasil penyelidikan yang dipimpin oleh Komisi Penyelidikan India Hakim Pengadilan Tinggi Deldhi Rames Chandra Lahoti, dibantu Badan Investigas Kecelakaan Udara Inggris, diketahui bahwa kecelakaan terjadi karena kelalaian kapten pilot Kazakhstan yang menurunkan pesawat lebih rendah dari seharusnya.
Selain itu diketahui juga bahwa hal tersebut terjadi karena kurangnya kemampuan berbahasa Inggris pilot Kazahkstan. Sang pilot sepenuhnya bergantung pada operator radio untuk berkomunikasi dengan petugas ACT.
Selain itu, hal lain yang menjadi penyebab kecelakaan adalah karena Bandara Internasional Indira Gandhi India tidak memiliki radar pengawasan sekunder. Yang ada hanya radar utama yang membantu membaca jarak, bukan ketinggian. Juga karena wilayah udara sipil di New Delhi hanya ada satu koridor untuk keberangkatan dan kedatangan.
Sejarah lain mencatat pada 12 November 1867, Gunung Vesuvius meletus, meski dampaknya tak separah yang terjadi pada Abad ke-79 Masehi yang mengubur kota Pompeii dengan abu panas.
Selain itu pada 1923, Adolf Hitler ditahan atas tuduhan percobaan kudeta. Sementara pada 12 November 1948, PM Jepang dan tujuh orang lainnya divonis gantung oleh pengadilan internasional.
Saksikan juga video berikut ini: