Liputan6.com, Jakarta - Erikawati (9), Helmi Suryawijaya (16), dan Bagus Ananda (17) menjadi korban insiden pertunjukan drama Surabaya Membara yang digelar di sekitar Tugu Pahlawan, Jumat malam, 9 November 2018.
Ketiganya telah dimakamkan oleh pihak keluarga. Erika yang masih duduk di bangku kelas 3 SD dimakamkan di Kabupaten Bangkalan, Madura, Helmi di Surabaya, sementara Bagus dimakamkan di Jember.
Advertisement
Ketiga korban tengah menyaksikan drama Surabaya Membara dari jembatan yang ada di pinggir rel kereta api. Saat kereta melintas, suasana mendadak panik.
Ratusan orang saling dorong untuk menyelamatkan diri, sehingga sejumlah orang terjatuh dari jembatan setinggi 6 meter.
Siapa pihak yang paling bertanggung jawab atas insiden Surabaya Membara ini? Berikut sejumlah fakta di balik peristiwa maut tersebut:
1. Panitia Tak Koordinasi dengan Pihak Kereta
Polisi langsung memeriksa sejumlah saksi dan panitia penyelenggara drama kolosal Surabaya Membara pascakecelakaan maut itu terjadi.
Dari sana terungkap tidak ada koordinasi dari pihak panitia saat pertunjukan untuk memperingati Hari Pahlawan itu akan digelar.
"Kalau seandainya ada koordinasi, kami siap bantu dengan menurunkan petugas untuk mengamankan jalur kereta api yang ada di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko di Surabaya, seperti dikutip Antara, Sabtu (10/11/2018).
Dia menyebut, jalur kereta api yang ada di viaduk merupakan jalur padat kereta api, sehingga selalu dilalui kereta mulai pagi hingga malam.
Advertisement
2. Tak Kantongi Izin Pemkot
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga mengungkapkan penyesalannya kepada panitia Surabaya Membara yang tidak berkoordinasi dengan pemkot setempat.
Risma bahkan mengaku juga tidak tahu bahwa ada pagelaran Surabaya Membara.
"Kami tidak tahu. Saya sudah cek mulai camat, asisten, sekda tidak ada yang tahu. Saya juga tidak tahu, saya tahu setelah kejadian," kata Risma, Sabtu (10/11/2018).
"Jadi tidak ada surat pemberitahuan dan tidak ada izin sama sekali. Jadi, saya jangan ditanya itu, karena kita enggak tahu sama sekali. Jadi, tolong tanya panitia," tambah Risma.
Dia menegaskan, tahun ini tidak ada koordinasi kegiatan pertunjukan Surabaya Membara. Jika ingin menggelar acara, harus ada izin keramaian.
3. Panitia Sebut Ada Koordinasi
Banyak pihak yang menyatakan bahwa pertunjukan Surabaya Membara di Tugu Pahlawan tak mengantongi izin, Taufik Hidayat selaku ketua panitia membantahnya.
Dia mengaku sudah mendapatkan izin dari pihak kepolisian untuk menyelenggara acara di dekat Tugu Pahlawan Surabaya.
"Pemberitahuan dan izin sekaligus permintaan personel sudah kami laporkan kepada kepolisian," ujar Taufik.
Dia juga menyebut, pihaknya telah berupaya membubarkan massa yang memadati jembatan viaduk. Namun, imbauan mereka tak didengarkan penonton.
Advertisement
4. Drama Surabaya Membara Tetap Digelar
Doa serta ucapan duka bagi para korban meninggal dunia dan luka-luka akibat kecelakaan maut di viaduk Surabaya juga dilontarkan oleh Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa.
Dia sempat pula menyatakan, pementasan drama kolosal Surabaya Membara tahun 2019 tetap diizinkan kembali digelar. Namun, dengan pengamanan yang lebih diperketat.
"Viaduk rel kereta api itu memang bukan tempat untuk menonton pertunjukan," kata Khofifah usai menyaksikan drama kolosal Surabaya Membara di kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 9 November 2018 malam.
Saksikan video pilihan di bawah ini: