Liputan6.com, Jakarta Indonesia Menari 2018 sudah memasuki tahun ke-7, terhitung sejak 2012 lalu. Acara yang rutin diselenggarakan setiap tahun ini oleh Bakti Budaya Djarum Foundation bertemakan tari-tarian tradisional berkonsep indoor yang dapat diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Tak disangka, antusiasme masyarakat tahun ini berkembang semakin pesat, ditunjukkan dengan 3.000 pendaftar melebihi kuota yang sudah ditentukan yaitu sebanyak 1.500 peserta saja untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Tak ada batasan umur bagi peserta yang ingin ikut tergabung dalam acara ini. Mulai dari kanak-kanak hingga usia dewasa melebur jadi satu memeriahkan Indonesia Menari 2018.
Indonesia Menari 2018 dilangsungkan dengan bentuk tarian massal koreografi yang menggabungkan beberapa gerakan tari tradisional nusantara dan tari modern dengan durasi 4 menit yang diiringi musik aransemen Pongki Prasetyo yang menggabungkan lagu-lagu daerah dari Riau (Soleram), Kalimantan Selatan (Ampar-Ampar Pisang), Jawa Tengah (Cublak-Cublak Suweng), dan Papua (Yamko Rambe Yamko).
Sosok Ufa Sofura, pencipta koreografi massal Indonesia Menari 2018
Tahun ini, koreografi Indonesia Menari 2018 dikonsep oleh Ufa Sofura yang telah menggeluti dunia tari sejak usia 17 tahun.
Kecintaannya pada dunia tari membawanya mengikuti beberapa kursus tari dingkat di luar negeri, seperti di Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman.
Ketekunannya pada dunia tari juga mengantarkannya meraih beragam prestasi dan memberikannya kesempatan untuk ikut serta dalam berbagai pentas tari, baik di dalam maupun luar negeri.
Ia juga terpilih menjadi koreografer acara resepsi hot country pertemuan tahun 2018 International Monetary Fund (IMF) dan Kelompok Bank Dunia (World Bank) di Bali.
"Saya sudah terlibat dalam Indonesia Menari ini sejak beberapa tahun sebelumnya dan saya bersyukur tahun ini dipercaya untuk menciptakan koreografi Indonesia Menari 2018 yang menggabungkan unsur tradisional dan modern dengan perbandingan yang seimbang. Saya mengambil lebih kepada ciri khas dari daerah yang digunakan untuk musik, seperti misalnya gerakan tangan naik turun dari Papua dan mengkombinasikannya dengan gerakan lain yang lebih energik," ujar Ufa Sofura, koreografer Indonesia Menari 2018.
Penari yang memiliki nama lengkap Sofura Mulida ini memadukan gerakan tari tradisional dan mengemasnya secara modern.
Para peserta dapat menyaksikan tutorial gerakan Indonesia Menari 2018 melalui www.indonesiakaya.com/indonesiamenari/2018/tutorial.
Para peserta diwajibkan untuk mengikuti gerakan tari yang telah dikonsep.Namun, gerakan ini terbuka untuk dikreasikan oleh para peserta kelompok misalnya berkreasi di pola lantai atau blocking, variasi tinggi rendah pada setiap gerakan.
Advertisement
Gaya tradisional kombinasi modern hiasi tampilan para penari Indonesia Menari 2018
"Inspirasi dari koreografi tarian Indonesia Menari 2018 ini sebenarnya sudah dikonsep juga dengan tim. Kita ingin memberikan kesan playful lewat gerakan dan lagu-lagu yang dikombinasikan di sini, berciri khas anak-anak. Gerakan awalnya memang dari aku yang buat. Pembuatannya juga lumayan lama karena harus mendengarkan lagunya berulang-ulang dan make sure itu pas dengan gerakannya" ujar Ufa saat ditemui di Grand Indonesia, Minggu (11/11).
Ufa juga menambahkan lewat koreografi yang ia buat, bertujuan untuk mengajak anak muda yang kekinian di zaman yang modern ini untuk tetap mengetahui budaya Indonesia. Karena itulah Ufa mengkombinasikan antara gerakan tradisional yang dikemas secara modern.
Kesan modern juga ditunjukkan lewat kostum yang dikenakan oleh para penari. Ada yang mengenakan topi, jaket jeans, sneakers tetapi juga tidak ketinggalan menampilkan unsur kebudayaan Indonesia di dalamnya.
"Tantangan yang di dapat dalam membentuk koreografi ini adalah bagaimana membuat koreografi yang pas untuk dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia yang sudah bisa menari maupun yang baru mau menari. Jadi, aku harus bisa membuat gerakan yang gak terlalu mudah tapi gak terlalu susah juga dan untuk tahun ini porsinya memang 60% tradisional dan 40% modern," kata Ufa di akhir penjelasan.
Penulis:
Immanuela Harlita Josephine