Liputan6.com, Manchester - Jose Mourinho kembali membuat cerita di Liga Champions. Hal itu dilakukannya setelah Manchester United (MU) mengalahkan Juventus 2-1 pada matchday keempat Grup H Liga Champions di Allianz Stadium, Kamis (8/11/2018) lalu.
Setelah membantu MU membalikkan ketertinggalan, Jose Mourinho masuk ke lapangan setelah pertandingan. Ia menempatkan tangan di belakang telinganya.
Baca Juga
Advertisement
Bahasa tubuh tersebut membuat suporter Juventus berteriak lebih kencang. Para pemain Juventus, seperti Leonardo Bonucci, Paulo Dybala, dan Rodrigo Bentancur pun mengkonfrontasi pria berkebangsaan Portugal tersebut.
Jose Mourinho akhirnya dikawal masuk ke kamar ganti. "Saya tidak menghina siapapun di akhir laga. Saya hanya menunjukkan bahasa tubuh kalau saya ingin mendengar mereka lebih keras lagi," ucapnya seperti dilansir Marca.
"Saya mungkin tak seharusnya melakukan itu. Tapi keluarga saya dihina, termasuk keluarga Inter Milan, selama 90 menit laga," tandas Jose Mourinho, yang pernah menangani I Nerazzurri, rival Juventus.
4. Menggoyang Jari di Camp Nou - 2010
Inter Milan membuat kejuatan pada 2010 di bawah asuhan Jose Mourinho. Wakil Italia tersebut menyingkirkan Barcelona di semifinal Liga Champions. Skuat racikan Pep Guardiola merupakan juara bertahan.
Inter menaklukkan Barcelona 3-1 di Giuseppe Meazza pada leg pertama. Barcelona berpeluang membalas kekalahan itu saat menjadi tuan rumah leg kedua di Camp Nou.
Namun, Mourinho menerapkan taktik 'parkir bus' di depan gawangnya selama 90 menit. Inter pun hanya kebobolan satu gol dan lolos ke final dengan unggul agregat gol 3-2.
Usai laga, Mourinho berlari ke tengah lapangan sambil menggoyang-goyangkan jarinya. Kiper Barcelona Victor Valdes mencoba untuk menghentikannya, tetapi pria berjuluk Special One itu terus berlari.
Inter akhirnya meriah trofi juara usai mengalahkan Bayern Munchen 2-0 pada laga final.
Advertisement
3. Menunjuk Lambang MU di Old Trafford - 2017
Chelsea mengalahkan Manchester United (MU) 4-0 dalam lanjutan Liga Inggris di Stamford Bridge, Oktober 2016 lalu. Manajer Chelsea Antonio Conte dan para fans merayakan kemenangan itu dengan mengejek Manajer MU Jose Mourinho.
Mourinho kemudian mengingatkan mereka. Ia menegaskan dirinya membantu Chelsea memenangkan tiga gelar Liga Inggris.
Cerita itu berbeda ketika MU menjamu Chelsea di Old Trafford. MU membalas kekalahan tersebut dengan kemenangan dua gol tanpa balas.
Begitu wasit meniup peluit laga berakhir, Mourinho terlihat berjalan ke lapangan dan menunjuk ke arah dada di jaketnya yang merupakan lambang MU. Itu adalah momen yang membanggakan bagi semua pendukung di Old Trafford.
2. Menepuk Dada di Anfield
Pada musim 2013-14, Liverpool berada di jalur untuk memenangkan gelar Liga Inggris pertama sejak 1990. Berada di puncak klasemen, skuat racikan Brendan Rogers harus menang melawan Chelsea di Anfiel untuk lebih dekat ke gelar juara.
Tapi, upaya itu digagalkan oleh Jose Mourinho bersama Chelsea. Ia menerapkan taktik bertahan sempurna untuk menghalau serangan Liverpool lewat Luis Suarez dan Daniel Sturridge.
Kesalahan Steven Gerrard yang tergelincir di masa injury time dimanfaatkan Demba Ba untuk menjebol gawang Liverpool. Dua menit kemudian, Willian menggandakan skor 2-0 untuk kemenangan Chelsea.
Mourinho pun tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia berbalik ke arah fans Liverpool, merentangkan lengannya dan kemudian menepuk lambang Chelsea di rompi yang dikenakannya.
Advertisement
1. Berlari di Garis Lapangan - Old Trafford 2004
FC Porto bukan tim unggulan pada Liga Champions 2004. Namun, wakil Portugal itu menyingkirkan Manchester United (MU) di babak 16 besar.
Porto memenangi leg pertama 2-1 di kandang setelah Roy Keane menerima kartu merah. Semua orang kemudian mengharapkan kembang api di Old Trafford pada leg kedua.
Tapi hal itu tidak terjadi, meski Paul Scholes membuka keunggulan MU. Sebab, gol itu kemudian dibalas Costinha. Tak ada gol lagi dan Setan Merah pun tersingkir.
Mourinho tidak bisa percaya apa yang baru saja terjadi. Dia berlari ke garis pinggir lapangan untuk merayakan kemenangan itu dengan para pemainnya. Dia kemudian memandu timnya dari bintang-bintang yang tidak dikenal atas sukses ini.
Kapten Porto Jorge Costa kemudian berkata, "Mourinho menjadi gila. Semua orang menjadi gila."