6 Misteri Terbesar Musim Gugur Ini Berhasil Dipecahkan Ahli?

Berikut misteri tentang musim gugur yang diklaim telah dipecahkan oleh ilmuwan. Apa saja?

oleh Afra Augesti diperbarui 12 Nov 2018, 20:10 WIB
Gambar 18 Oktober 2018 memperlihatkan dedaunan jatuh ke tanah saat musim gugur di depan gereja Sainte-Bernadette, Orvault, Prancis. Musim gugur ditandai dengan perubahan warna daun serta bergugurannya daun-daun dari pohonnya. (LOIC VENANCE/AFP)

Liputan6.com, London - Pernahkah Anda datang ke sebuah negara empat musim dan melihat musim gugur tiba? Musim ini identik dengan pepohonan yang meranggas, namun banyak daun berwarna-warni berserakan di sepanjang jalan kota, juga di pedesaan.

Musim gugur biasanya dimulai setelah terjadinya ekuinoks dengan pergerakan matahari meninggalkan zona tersebut. Panjang hari menjadi semakin singkat dan suhu mulai menurun.

Di belahan utara Bumi, musim gugur berlangsung sejak 23 September (ekuinoks ke selatan) hingga 21 Desember. Sementara di belahan selatan Bumi, musim gugur dimulai pada 21 Maret (ekuinoks ke utara) dan berakhir 21 Juni.

Dari sudut pandang meteorologi, musim gugur dimulai pada 1 September dan berakhir 30 November untuk belahan utara Bumi. Sedangkan untuk belahan selatan, dimulai pada 1 Maret dan berakhir 31 Mei.

Namun, banyak orang mengaku bahwa mereka amat penasaran dengan musim gugur dan misteri yang tersembunyi di baliknya.

Mengutip Live Science, Senin (12/11/2018), berikut 6 fakta menarik yang berhasil dikuak oleh para ilmuwan terkait musim gugur.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


1. Mengapa Musim Gugur Punya Dua Nama?

Ilustrasi daun berguguran di Wisinger-Florian. (Sumber Wikimedia Commons)

Summer artinya musim panas, spring artinya musim semi, tapi mengapa untuk musim gugur ada dua sebuatan? Yaitu fall dan autumn.

Sebelum akhir Abad ke-14, musim gugur (fall) dikenal sebagai "panen" (harvest) dalam bahasa Inggris. Kemudian, bahasa Latin "musim gugur", autumn, muncul.

Baru pada Abad ke-17, orang-orang mulai menggunakan kata fall. Perubahan ini terjadi tidak lama sebelum Amerika Utara dikolonisasi oleh orang-orang asli Inggris.

Autumn adalah kata untuk musim gugur yang kerap diucapkan oleh masyarakat Inggris, sedangkan orang Amerika cenderung mengadopsi kata fall.


2. Hidung Selalu Berair

Ilustrasi bersin (iStock)

Musim gugur selalu disertai dengan laporan oleh orang-orang yang menyatakan bahwa hidung mereka cenderung berair, seperti flu dan pilek. Tapi itu bukan satu-satunya alasan mengapa selama musim gugur, kita menjadi sering bersin-bersin.

Menurut National Institutes of Health, musim gugur dapat disebut sebagai musimnya alergi.

Serbuk sari dari sebuah tanaman kemungkinan ikut jatuh bersama dedaunan yang gugur, tetapi jamur yang berukuran amat kecil terbang dan naik ke udara, yang dikarenakan oleh daun-daun yang membusuk dan vegetasi yang "sekarat".

"Sementara itu, udara dalam ruangan yang biasanya bersifat kering saat musim gugur, dapat memperparah gejala-gejala yang mengiritasi selaput hidung," menurut Dr. Jay M. Portnoy, ahli alergi, asma dan imunologi di Children's Mercy di Kansas City, Missouri.


3. Alasan Daun Berubah Warna

Gambar 18 Oktober 2018 menunjukkan gereja Sainte-Bernadette saat daun-daun yang berguguran jatuh di Orvault, Prancis. Musim gugur ditandai dengan perubahan warna daun serta bergugurannya daun-daun dari pohonnya. (LOIC VENANCE/AFP)

Selama beberapa minggu yang singkat selama musim gugur, daun-daun di pohon berubah warna dengan drastis. Ada yang menjadi merah, oranye, kuning, coklat, dan sebagainya.

Perilaku ilmiah daun ini merupakan tanggapan dari pendeknya siang hari, sebab pohon berhenti menghasilkan klorofil. Tanpa zat hijau daun tersebut, pigmen lain yang terdapat di dalam daun menjadi menjadi terlihat.

Karotenoid membuat daun berubah warna jadi kuning dan oranye, sedangkan merah disebabkan oleh pigmen yang disebut anthocyanin. Zat-zat ini dapat membantu melindungi sel-sel pohon dari sinar UV yang berbahaya atau membantu melindungi pohon dari tekanan suhu yang lebih dingin.


4. Kenapa Jam Harus Disesuaikan?

Ilustrasi alarm. (iStockphoto)

Daylight saving time pertama kali diadopsi oleh Parlemen Inggris pada tahun 1916, setelah proposal terkait disepakati pada tahun 1907 oleh seorang pembangun bernama William Willet, yang mendapat inspirasinya dari pamflet satir yang diterbitkan oleh Ben Franklin pada 1784.

Willet ingin mengubah jam dengan selisih 20 menit selama sebulan pada musim semi dan musim gugur. Ketika Parlemen akhirnya memutuskan untuk mengadopsi perubahan waktu tersebut, pejabat menyebut bahwa itu adalah upaya yang bisa dilakukan pemerintah pada masa perang untuk menjaga aktivitas masyarakat agar tetap selaras dengan siang hari, demi menghemat batu bara.

Amerika Serikat mengadopsi perubahana itu dari 1918 hingga 1919, meski harus 'menendang' keputusan perubahan waktu dari negara-negara bagian lainnya.

Hal ini lantas menimbulkan 'tambal sulam' zona waktu yang membingungkan. Hingga pada akhirnya, Uniform Time Act of 1966 menciptakan aturan waktu yang lebih konsisten.


5. Aroma Hujan yang Khas

Ilustrasi Bunga Mawar (iStockphoto)​

Salah satu alasan mengapa hujan pada musim gugur beraroma khas adalah karena adanya "petrichor", yakni aroma yang muncul dari air yang mengenai bakteri yang tinggal di tanah dan minyak tanaman setelah tanah mengering. 


6. Suasana Terasa Suram

Pemandangan kota Paris terlihat dari gedung pencakar langit "The Tour Montparnasse", Senin (8/1). Saat musim gugur tiba, langit cerah kota Paris membantu wisatawan untuk dapat melihat keindahan kota penuh cinta ini. (CHRISTOPHE SIMON/AFP)

Cuaca pada musim gugur bisa membawa awan gelap dan hujan deras. Tapi mengapa suasana begitu 'galau'?

Alasannya adalah bahwa awan hujan cenderung jauh lebih tebal daripada awan-awan kelabu yang tidak berbahaya, yang tidak menghasilkan hujan.

Semakin besar tetesan air di awan, maka semakin baik pula awan-awan itu menyerap sinar matahari. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya