Habis Tes, Spesifikasi Blits Bisakah Diadopsi Jadi Mobil Penumpang Biasa?

Mobil listrik ramah lingkungan ini dipersenjatai dengan baterai merek LG buatan Cina. Rangkaian baterainya terdiri dari 2.800 sel, dengan sistem pemasangan yang terdiri dari 92 seri, dan sisanya paralel.

oleh Arief Aszhari diperbarui 12 Nov 2018, 20:15 WIB
Baterai yang digunakan di mobil listrik Blits ini menggunakan merek LG buatan Cina (Arief/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Mobil 100 persen listrik yang dikembangkan oleh Institut Teknologi Sepuluh nopember (ITS), Surabaya dan Universitas Budi Luhur (UBL) memiliki spesifikasi yang dipersiapkan untuk mengikuti reli Dakar. Dengan begitu, performa mobil yang bakal dites melakukan perjalanan mengelilingi Indonesia sejauh 15 ribu kilometer juga tidak main-main.

Mobil listrik ramah lingkungan ini dipersenjatai dengan baterai merek LG buatan China. Rangkaian baterainya terdiri dari 2.800 sel, dengan sistem pemasangan yang terdiri dari 92 seri, dan sisanya paralel.

Dengan baterai tersebut, memiliki kapasitas sekitar 100 kWh dengan tegangan yang dihasilkan sekitar 350 Volt, dan ampernya 200 mAh dengan jarak tempuh sekitar 300 km sekali pengisian. Sementara jantung penggeraknya, mulai dari controller, ECU, motor elektrik, dan manajemen baterai dikembangkan sendiri oleh tim dari ITS dan UBL.

Lalu, dengan spesifikasi tersebut, apakah bisa diadopsi untuk mobil listrik penumpang biasa?

"Bisa saja, dan ubahannya bentuk bodi, seperti eksterior dan interior. Sedangkan untuk penggeraknya sama, dan baterai listriknya bisa menggunakan ukuran yang sama, dan bisa juga berbeda," jelas Direktur PUI-SKO ITS, Muhammad Nur Yuniarto, di UBL, Ciledug, Tangerang, Senin (12/11/2018).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Uji Lewati Banjir

Sementara itu lanjut pria yang akrab disapa Nur ini, Blits sudah dipersiapkan untuk bisa aman menerjang hujan lebat. Namun, untuk banjir sendiri memang belum dilakukan pengetesan lebih khusus.

"Saat pengembangan mobil Blits ini, memang tahapan paling susah saat mengintegrasikan atau mengawinkan antara motor elektrik dan transmisi ke controller," tambahnya.

Untuk diketahui, biaya pengembangan Blits ini memang belum dihitung secara detail. Namun yang pasti, dana yang sudah dihabiskan untuk mobil listrik yang ditargetkan mengikuti reli dakar ini sekitar Rp 2 sampai 3 miliar, dan biaya baterai paling mahal.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya