Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua arah pada awal pekan ini. Sempat tertekan, IHSG mampu menuju ke zona hijau.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (13/11/2018), IHSG merosot 22,45 poin atau 0,39 persen ke posisi 5.754. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG turun 26,22 poin atau 0,44 persen ke posisi 5.751,31. Namun pada pukul 09.10 WIB, IHSG bergerak naik 24,31 oin atau 0,44 persen ke level 5.802,44.
Indeks saham LQ45 tergelincir 0,62 persen ke posisi 901,73. Sebagian besar indeks saham acuan kompak melemah.
Sebanyak 105 saham melemah dan 37 saham menguat. Selain itu 98 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.756,73 dan terendah 5.747,53.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 12.079 kali dengan volume perdagangan 358,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 254,1 miliar. Investor asing jual saham Rp 623 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.862.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri dasar naik 0,15 persen, sektor saham barang konsumsi menguat 0,08 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,20 persen serta sektor saham manufaktur naik 0,12 persen.
Sementara itu, sektor saham infrastruktur melemah 0,82 persen, sektor saham keuangan merosot 0,61 persen dan sektor barang konsumsi dasar tergelincir 0,34 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham SOSS menanjak 25 persen ke posisi Rp 1.250 per saham, saham ABMM mendaki 13,37 persen ke posisi Rp 2.290 per saham, dan saham VINS menguat 8,65 persen ke posisi Rp 113 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham CITY merosot 5,42 persen ke posisi Rp 454 per saha, saham MPRO terpangkas 4,69 persen ke posisi Rp 610 per saham, dan saham ASRI merosot 3,33 persen ke posisi Rp 290 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Analis
Fund Manager Valbury Sekuritas Suryo Narpati menjelaskan, sentimen domestik kali ini membayangi IHSG untuk tertekan. Itu ditunjukan dengan naikknya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) RI yang menyentuh 3,37 persen pada kuartal III 2018.
Sedangkan sentimen dari eksternal, lanjut dia, pernyataan kontroversi Presiden AS Donald Trump soal perang dagang masih menjadi angin ketidakpastian yang membawa dampak khusus bagi para pelaku atau investor di pasar modal.
BACA JUGA
"Secara tren IHSG dominan akan melemah pada perdagangan hari ini dalam rentang supportdan resistance di level 5.843-5.920," ujarnya di Jakarta.
Senada dengan Suryo, dua analis pasar modal yaitu Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dan Analis Binartha Parama Sekuritas Nafan Aji memperkirakan IHSG bakal bertengger di zona merah pada hari ini. Mereka menyebutkan IHSG bergerak dalam rentang 5.700-5.919.
Di sisi lain, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus memaparkan, peluang IHSG untuk tertekan memberikan dampak buruk bagi pasar obligasi. Menurutnya, penurunan IHSG secara langsung menurunkan gairah untuk pasar surat utang.
Selain itu, kata dia, melebarnya CAD sebesar diatas 3 persen itu membuat penguatan obligasi menjadi tertahan. Adapun hal itu diperburuk dengan naikknya imbal hasil US Treasury yang membatasi ruang penguatan bagi pasar obligasi.
Nico pun memperkirakan, sentimen ke depan masih akan dominan diwarnai oleh eksternal. "Badai berikutnya mungkin akan datang dari Italia yang masih belum memperlihatkan tanda-tanda akan merevisi rencana anggaran belanjanya," papar dia.
Advertisement