Liputan6.com, Jakarta - Saat menjadi pembicara di Indian Institute of Technology, ada yang bertanya kepada CEO Twitter , Jack Dorsey, tentang kemungkinan adanya tombol edit di platform Twitter.
Pertanyaan ini tentu sudah sering didengar oleh Dorsey dari para pengguna Twitter. Jack Dorsey mengatakan, saat ini Twitter masih memikirkan apakah akan menghadirkan tombol edit atau tidak.
Namun, menurut Dorsey, kalaupun tombol edit itu ada, hanya untuk memperbaiki adanya kesalahan penulisan atau typo.
Baca Juga
Advertisement
Dorsey sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Phone Arena, Selasa (13/11/2018) mengatakan, fungsi dari tombol edit ini bukanlah untuk mengubah isi cuitan yang telah diunggah kemarin atau beberapa bulan sebelumnya di platform Twitter.
Dengan kata lain, Twitter mungkin saja akan memperbolehkan penggunanya untuk memperbaiki cuitan karena typo, segera setelah cuitan diunggah dan bukan karena ingin mengganti cuitan.
Pasalnya, para pengguna tidak bisa lepas dari typo saat mengetik dan mereka juga ingin memperbaikinya.
Perusahaan pun sampai saat ini belum menghadirkan opsi tombol edit lantaran mereka mengecam, tombol ini bisa memungkinkan seseorang untuk meng-edit cuitan yang lama, dan mengubah arti pesan yang telah dicuitkan.
Alasan Utama Belum Gulirkan Tombol Edit
Dorsey ingin mewaspadai kondisi pembelokan fakta. Misalnya, saat sebuah cuitan yang telah diunggah mendapat banyak retweet (karena orang setuju dengan cuitan itu).
Namun karena ada satu atau tujuan lain, isi cuitan diubah, padahal pengguna lain (yang setuju dengan cuitan sebelumnya) tak setuju dengan cuitan baru tersebut.
"Hal tersebutlah yang coba kami hindari (dengan adanya tombol edit)," kata Dorsey.
Advertisement
Pernyataan Lengkap Bos Twitter
Berikut adalah pernyataan lengkap Jack Dorsey tentang belum munculnya tombol edit di platform Twitter:
"Kami telah mempertimbangkan kehadiran tombol edit cukup lama, kami ingin menghadirkannya dengan cara yang baik. Kami tidak ingin buru-buru meluncurkannya, kami perlu memastikan dulu. Itu alasan pertama dan utama. Kemudian, kami tidak bisa membuat sesuatu yang menyimpang jauh dari apa yang terekam oleh publik," kata Jack Dorsey.
Jack Dorsey juga mencoba merenungkan cara untuk membuat fungsi pengeditan bisa memuaskan pengguna dan eksekutif Twitter.
Terlebih saat ini, di jejaring sosial Twitter masih cukup marak adanya berita palsu, wacana politik yang sengit, dan berbagai retorika yang membuat adanya perbedaan pendapat.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: