Jaring Pangeran Cakrabuana Berusia 500 Tahun di Cirebon

Kain putih tersebut diyakini sebagai jaring nelayan milik Pangeran Cakrabuana, paman dari Sunan Gunung Jati Cirebon.

oleh Panji Prayitno diperbarui 14 Nov 2018, 03:03 WIB
Isi dalam bungkusan kain putih tersebut disinyalir merupakan jaring ikan milik Pangeran Cakrabuana yang berusia ratusan tahun. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Cirebon merupakan daerah yang memiliki sejarah peradaban panjang. Termasuk dalam perkembangan peradaban Islam di Nusantara.

Beragam peninggalan benda bersejarah masih ada bahkan menjadi situs yang dilestarikan. Seperti yang ada di situs Sumur Ketandan yang berada di kawasan Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon.

Sebuah kain putih terbungkus rapih menggantung di dalam ruangan kecil yang ada di situs Sumur Ketandan. Kain putih tersebut diyakini sebagai jaring nelayan milik Pangeran Cakrabuana, paman dari Sunan Gunung Jati Cirebon.

"Usianya sudah lebih dari 500 tahun dan kain ini terus diperbaharui dengan cara menumpuk bungkusan yang lama dengan yang baru. Jadi kain lama tidak dicopot dulu," kata juru kunci Situs Sumur Ketandan Raden Syarifudin, Selasa (13/11/2018).

Pangeran Cakrabuana juga dikenal sebagai mbah Kuwu Cirebon yang merupakan seorang nelayan ulung. Dalam kesehariannya, Pangeran Cakrabuana kerap mencari udang rebon di perairan Pantura, Jawa Barat.

Udang tersebut diolah menjadi salah satu bahan makanan seperti terasi Cirebon. Dia menyebutkan, jaring milik Pangeran Cakrabuana tersebut dikenal sebagai Jala Tunda.

"Jala itu berarti jaring, tunda itu menunda atau mengistirahatkan. Makanya jaringnya digantung, karena sedang diistirahatkan," kata dia.

Dia mengaku, hingga saat ini, tidak ada satupun orang yang berani membuka bungkusan kain putih. Bahkan, Syarif tak mengetahui secara persis bentuk dan bahan baku dari jaring yang digunakan oleh Pangeran Cakrabuana itu.


Donasi Peziarah

Isi dalam bungkusan kain putih tersebut disinyalir merupakan jaring ikan milik Pangeran Cakrabuana yang berusia ratusan tahun. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

"Khawatir kalau dibuka itu (jaring) rusak karena usianya sudah ratusan tahun, takut berserakan," kata Syarif.

Syarif menceritakan, dahulu kawasan Situs Sumur Ketandan merupakan wilayah pesisir dekat dengan laut. Dia memastikan, situs tersebut merupakan salah satu situs tertua yang ada di Cirebon.

Sebab, sumur tersebut sudah ada sebelum Cirebon berdiri hingga saat ini. Sementara, kain putih pembungkus jaring tersebut selalu terlihat tampak baru.

"Biasanya dari peziarah datang mengganti kain," ujar dia.

Namun, sebagian besar peziarah yang datang dan mendonasikan kain putih tersebut lantaran mendapat mimpi sebelumnya.

"Kain lama dibiarkan, yang baru langsung dipasang untuk melapisi yang lama," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya