Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menyiapkan sistem pemantauan stok bahan pokok di gudang. cCara ini untuk meminimalisir penimbunan yang dapat memicu kenaikan harga.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan, Kemendag akan mewajibkan distributor bahan pokok melaporkan stok barang di gudang. Saat ini payung hukum sistem pelaporan tersebut tengah disiapkan.
"Mengeluarkan peraturan kewajiban distributor melaporkan barang di gudang. Sedang dikembangkan dalam proses tapi belum selesai," kata Karyanto, di Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Baca Juga
Advertisement
Jika sistem telah berjalan setiap distributor wajib melaporkan bahan pokok yang keluar dan masuk gudang dengan memanfaatkan teknologi. Cara ini untuk memastikan tidak ada penimbunan di gudang sehingga memicu kenaikan harga.
"Setiap gudang wajib melaporkan berapa barang masuk dan keluar," ujarnya.
Meski saat ini sistem belum terbentuk, Kemendag terus melakukan sidak di lapangan mencari distributor yang melakukan penimbunan.
Jika terbukti melakukan penimbunan, maka Kementerian Perdagangan akan menghapus izin distributor yang melakukan kecurangan, sehingga tidak bisa lagi melakukan kegiatan usaha.
"Kami dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) memeriksa kalau ada kelangkaan tapi di gudang barang numpuk berati ada penimbunan. Akan kami blaclist, tidak bisa berusaha kembali di bidang itu," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi: Jangan Teriak Harga di Pasar Naik Terus, Nanti Pedagang Marah
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa kenaikan harga bahan pokok di pasaran merupakan hal yang wajar.
Namun, ia menjelaskan, tidak semua bahan pokok mengalami kenaikan. Ada beberapa komoditas yang harganya justru turun di pasaran.
BACA JUGA
"Jadi jangan teriak-teriak di pasar harga mahal nanti bakul-bakul, pedagang-pedagang pasar bisa marah semua nanti. Enggga ada yang beli nanti," ungkap Jokowi di Pasar Anyar, Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018).
Apabila isu kenaikan harga yang dianggapnya tidak benar terus menerus digulirkan, Jokowi khawatir masyarakat malas ke pasar. Alhasil, pedagang pasar jadi sepi pembeli.
"Enggak ada yang beli nanti. Ibu-ibu enggak ada yang datang ke pasar. Malah datang ke mall, datang ke supermarket datang ke hypermarket," ucap Jokowi.
"Jadi kalau ke pasar itu ya lihat fakta yang ada benar. Harga-harga sampaikan apa adanya," sambung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Advertisement