Liputan6.com, Jakarta - Bagi seorang Hedi Yunus, tampaknya tak ada kata berhenti dalam berkarya. Pria asal Bumi Pasundan ini siap membuktikan eksistensinya sebagai penyanyi dengan meluncurkan album bertajuk Hedi Yunus Greatest Hits. Di situ jugalah ia meleburkan kreativitasnya ke masa kini.
"Alhamdullillah, ini momen yang luar biasa buat saya," ujar Hedi Yunus dalam sebuah kesempatan bersama para pewarta di sela-sela sesi pemotretan cover album terbarunya itu di Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga
Advertisement
Hedi Yunus memang patut tersenyum semringah. Album yang akan segera beredar pada 1 Desember 2018 tersebut akan menjadi momen 10 tahun baginya. Kali terakhir, album solo yang dilahirkannya rilis pada 2008 dengan tajuk Hedi Yunus, produksi Merah Putih Entertainment.
Sementara itu, Hedi Yunus telah memiliki 12 karya solo berupa album dan single, mengaku bahwa pengerjaan album ini sangat serius. Sehingga, tiap detik proses album ini sangat bermakna baginya. "Inilah yang membuat saya sangat bersyukur. Saya menikmatinya," ia menyampaikan.
Terus Melebar
Album ini juga sekaligus membuktikan bahwa karier musik Hedi Yunus terus melebar. Namanya tak hanya dikenal sebagai salah satu vokalis Kahitna bersama Carlo Saba dan Mario Ginanjar.
"Sejarahnya, saya malah sudah merilis album sebelum gabung dengan Kahitna," ungkap Hedi.
Kegembiraan Hedi ini diaminkan pula oleh Seno M. Hardjo yang menjadi sosok penting dalam produksi album ini, Ia menjadi produser eksekutif sekaligus decision maker untuk pilihan genre musik dengan berbagai terusannya. Sebut saja dalam hal memilih lagu, menata musik, sampai menghadirkan penyanyi belia untuk konsep duet.
Seorang Hedi Yunus wajib terus meng-update karier sekaligus aktualisasi. "Album ini kami harapkan menjadi jawabannya," ujar Seno M. Hardjo.
Advertisement
Berbagai Genre
Demi menyiasati perkembangan musik pop yang begitu cepat berubah, Seno pun menggandeng sejumlah arranger terbaik negeri ini. Tercatat nama-nama yang cukup tenar, yaitu Yovie Widianto, Andi Rianto, Tohpati Ario, Yudhistira Arianto, Andezzz, hingga Ifa Fachir.
"Genre musik boleh terus bertambah. Tapi yang punya nilai artistislah yang akan bertahan sebagai musik abadi," ujar Seno M. Hardjo yang telah menyiapkan 12 lagu Hedi Yunus untuk album Greatest Hits.
Tak heran, ke-12 lagu tersebut memiliki genre yang berbeda-beda meskipun tetap satu keselarasan. Ada warna EDM (Electronic Dance Music), Pop Orchestra, Balada, dan Akustik. "Semuanya dalam kemasan kualitas yang terjaga," ujar Seno lagi.
Lalu kemudian untuk melengkapi proses transformasi sosok Hedi Yunus, Seno M. hardjo juga melibatkan 3 penyanyi muda. Pertama adalah Dudy Oris yang selama ini dikenal sebagai mantan vokalis Yovie & Nuno. Menyusul Brianna Simorangkir yang kini sudah bermukim di Australia untuk berkarier di Negeri Kangguru tersebut.
Terakhir adalah Sara Fajira, rapper yang ditemukan Steve Lillywhite ketika menggelar ajang di salah satu televisi beberapa tahun lalu. Sara bahkan baru saja menyabet gelar Best Female Vocal ajang APM atau Anugrah Planet Musik yang selama ini digelar di Singapura.