Liputan6.com, Cilacap - Dalam peta bencana Jawa Tengah, Kabupaten Cilacap berada di peringkat pertama risiko bencana. Banjir, longsor, puting beliung seolah tak kunjung hengkang tatkala musim hujan datang.
Pun seperti yang terjadi pada Selasa, 13 November 2018. Lima desa di Kecamatan Nusawungu dilanda banjir.
Di hari yang sama, dilaporkan pula bahwa longsor terjadi di sejumlah wilayah. Tak hanya itu, angin kencang menyebabkan pohon roboh dan menyebabkan satu gedung pasar terganggu operasionalnya.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, lima desa yang terendam banjir tersebut yakni Nusawungu, Kedungbenda, Banjareja, Klumprit, dan Desa Nusawangkal. Air merendam di jalan dan pekarangaan dengan ketinggian antara 20-40 centimeter.
Meski belum merendam rumah penduduk dan menimbulkan pengungsian, BPBD mewaspadai kemungkinan rendaman bakal bertambah lebih tinggi lantaran cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini terjadi di Cilacap.
Ketinggian rendaman di lima desa itu berkisar antara 20-40 sentimeteter. Meski tak sampai merendam rumah, namun dipastikan rendaman akan bertambah tinggi jika Cilacap kembali diguyur hujan lebat.
"Ya, di wilayah timur ini ada genangan, di daerah Kecamatan Nusawungu. Ya ada beberapa tempat," katanya.
Karenanya, BPBD Cilacap menyiagakan personel di desa-desa yang terendam banjir agar bisa secepatnya melakukan langkah tanggap darurat bencana jika kondisi banjir memburuk atau bertambah tinggi.
Terjangan Longsor dan Angin Kencang
Selain itu, sejumlah fasilitas umum yang berada di wilayah bebas banjir sudah dipersiapkan sebagai lokasi pengungsian. Seluruh peralatan pun disiagakan di masing-masing desa yang terendam banjir.
"Kita siaga. Kita siaga dengan perahu karet, termasuk logistik permakanan untuk warga yang kesulitan di pengungsian," dia menerangkan.
Komara mengungkapkan, selain menyebabkan banjir di Kecamatan Nusawungu, cuaca ekstrem juga memicu longsor di Kecamatan Dayeuhluhur. Satu longsoran menimpa rumah warga, adapun lainnya menyebabkan saluran irigasi ambrol.
BPBD, relawan lintas instansi dan lembaga serta warga setempat pun segera menyingkirkan material dan melakukan langkah-langkah pengamanan untuk mencegah longsor lanjutan.
Dilaporkan, angin kencang juga melanda kecamatan Nusawungu. Akibatnya, pohon Mirah tumbang mengenai pasar Desa Banjarsari. Bangunan semi permanen berukuran 15 x 10 meter itu pon kontan roboh.
Berdasar informasi BMKG, cuaca ekstrem akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Sebab itu, ia meminta warga mewaspadai kemungkinan bencana banjir, longsor dan terjangan angin kencang atau puting beliung.
Khusus angin kencang, salah satu antisipasinya yakni dengan memangkas dahan yang terlampau tinggi atau rimbun sehingga kuat menghadapi cekaman cuaca buruk.
"Kita melakukan sosialisasi juga lewat radio. Diharapkan masyarakat di daerah rawan bencana meningkatkan kewaspadaan," dia menerangkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement