116 Huntara Bagi Korban Gempa di Sulteng Siap Digunakan Desember 2018

Wakil Presiden Jusuf Kalla juga turut memastikan progres penyelesaian pembangunan huntara untuk korban gempa Palu.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2018, 07:42 WIB
Suasana tenda pengungsi korban gempa dan tsunami Palu di lapangan Masjid Agung Daru Salam, Palu, Sulteng, Jumat (5/10). Pemerintah akan membangun barak pengungsian bagi korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Sigi dan Donggala. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, 116 unit hunian sementara (huntara) akan siap digunakan untuk menampung korban gempa dan tsunami serta likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada pertengahan Desember 2018.

"Pertengahan Desember 116 unit sudah siap digunakan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa 13 November 2018 seperti dikutip dari Antara.

Wakil Presiden Jusuf Kalla juga turut memastikan progres penyelesaian pembangunan huntara. Ia didampingi pihak terkait sempat meninjau lokasi korban gempa di Desa Mpanau, Kabupaten Sigi dan Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu 11 November 2018.

JK menyampaikan diperlukannya langkah-langkah percepatan pembangunan huntara sehingga mulai bisa dihuni pada akhir 2018. Hal ini mengingat Indonesia sudah memasuki musim hujan sehingga masyarakat dapat pindah dari tenda ke huntara.

Basuki mengaku pihaknya akan membangun 1.200 huntara di wilayah-wilayah terdampak bencana, yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala. Masing-masing kontraktor dari BUMN Karya juga akan terus menambah tenaga kerja sehingga waktu kerja dapat diperpanjang hingga malam hari dengan sistem shift agar pembangunan huntara bisa dipercepat.

Huntara ini akan menjadi transit pengungsi dari tenda hingga hunian tetap dan relokasi pemukiman selesai. Jumlah huntara yang dibangun juga akan bertambah seiring perkembangan data pengungsi yang membutuhkan.

"Huntara yang dibangun dengan model 'knockdown' (bongkar pasang) berukurang 12 x 26,4 meter persegi ini dibagi menjadi 12 bilik, dan setiap biliknya akan dihuni oleh satu keluarga," kata Basuki.

Biaya pembangunan satu unit huntara sekitar Rp 500 juta. Huntara dilengkapi dengan empat toilet, empat kamar mandi, septik tank, tempat mencuci, dapur serta listrik 450 watt di setiap biliknya.

"Untuk pemasangan listrik dan pembayarannya akan dikoordinasikan dengan Kementerian ESDM dan PLN, pasti ada kebijakan tersendiri untuk membantu pengungsi," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tersebar di 48 Titik

Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menyatakan dari 1.200 huntara yang direncanakan, lokasi yang sudah terverifikasi tersedar di 48 titik, yakni 9 lokasi di Donggala, 21 lokasi di Palu, dan 18 lokasi di Sigi.

Sebanyak 506 unit huntara sudah terukur untuk penentuan tata letaknya dan 116 unit lain sudah dalam proses penyelesaian. Dari total 1.200 unit, progres fisik PUPR sebesar 19,27 persen.

Reporter: Melissa Octavianti

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya