Liputan6.com, Sydney - Setelah menjadi evangelist terbaik di ajang The NextDev Academy 2018, perjalanan Squline sebagai pelopor platform pembelajaran online, melanjutkan perjalanannya ke Sydney untuk berpartisipasi di ajang Future Makers.
Squline bersama dengan Habibi Garden ditunjuk Telkomsel sebagai perwakilan Indonesia di acara Future Makers yang diselenggarakan di perhelatan Impact Investment Summit Asia Pacific di Sydney, Australia pada 7-9 November 2018.
Kedua evangelist The NextDev ini bersaing dengan delapan perusahaan startup se-Asia Pasifik sebagai finalis Optus Singtel Group Future Makers. Mereka yang lolos berhak membawa pulang pendanaan sebesar US$ 100.000.
Baca Juga
Advertisement
Telkomsel (Indonesia) bersama dengan Optus (Australia), Singtel (Singapura), AIS (Thailand), dan Globe (Filipina) berpartisipasi di ajang The Impact Investment Summit tahun ini sebagai bagian dari Singtel Group Future Makers Program.
"Sejak pertama diluncurkan, program Corporate Social Responsibility (CSR) kami, The NextDev, bertujuan untuk menggali potensi anak muda Indonesia dalam menciptakan mobile apps yang mampu memberikan dampak sosial positif bagi masyarakat," kata Denny Abidin, GM External Corporate Communications Telkomsel dalam keterangannya, Rabu (14/11/2018).
Denny menuturkan The NextDev mengajak anak muda untuk mewujudkan imajinasi dan ide mereka dalam hal pengembangan Kota Pintar dan Desa Pintar, serta menjadi bagian dari program untuk membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Telkomsel sebagai bagian dari SingTel Group memiliki strategi untuk membangun corporate image Telkomsel sebagai World Class Digital-Telco Company yang memenangi penghargaan tingkat global dan diakui oleh aliansi negara-negara Singtel Group di tingkat regional Asia Pasifik.
Bawa Pulang Pendanaan
Strategi berupa mengembangkan startup solusi teknologi digital yang dijalankan oleh anak Indonesia ini berhasil membawa Squline dan Habibi Garden untuk maju ke ajang Future Makers.
Squline mempercayakan kepada Tomy Yunus Tjen selaku CEO dan Yohan Limerta selaku CTO untuk maju mewakili perusahaan di Sydney. Mereka berhasil membawa pulang pendanaan sebesar US$ 5.000.
Squline adalah sebuah sarana pembelajaran online yang dibuat untuk memberikan pengalaman baru dalam mempelajari bahasa asing. Dirancang untuk mereplikasi pengalaman belajar bahasa asing seperti langsung di negara asal bahasanya.
Mengandalkan sistem belajar one-on-one melalui fitur video call, siswa Squline dapat berinteraksi dengan pengajar sehingga sesi belajar berlangsung secara dua arah.
Tidak hanya itu, Squline juga menyediakan materi belajar terstruktur yang disesuaikan dengan kemampuan penggunanya.
(Isk/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement