Liputan6.com, Istanbul - Koper berisi gunting, defibrillator dan alat suntik yang dibawa oleh 15 orang anggota intelijen Arab Saudi ke Turki, menambah daftar bukti bahwa Jamal Khashoggi, telah dibunuh secara keji.
Dikutip dari laman Times of India, Rabu (14/11/2018), sejumlah barang tersebut diketahui oleh tim penyidik Turki dari gambar X-ray (pemerikasa barang) yang ada di bandara. Dalam bagasi itu terlihat ada 10 buah telepon, lima walkie-talkie, interkom, dua jarum suntik, dua defibrillator, jamming device, stapler hingga gunting.
Bagasi yang dibawa oleh tim Arab Saudi berangkat pada 2 Oktober pukul 15.20 GMT dan tiba di Turki pada pukul 19.46 GMT (hari yang sama), demikian menurut laporan dari surat kabar Sabah.
Kuat dugaan, barang-barang yang mereka bawa di dalam koper itu menjadi alat untuk menghabisi jurnalis yang dikenal vokal tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, media Turki telah menerbitkan rincian mengerikan tentang pembunuhan Jamal Khashoggi. Menurut pemaparan dari seorang jaksa di Turki, Khashoggi telah dibunuh dengan cara dimutilasi pada 2 Oktober lalu, saat dirinya tengah mengurus sejumlah dokumen di konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Dalam laporan yang diterbitkan The Washington Post, Jumat 2 November, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menulis sejumlah pernyataan seputar kematian Jamal Khashoggi.
Presiden Erdogan menyebut perintah untuk membunuh Jamal Khashoggi datang dari tingkat tertinggi pemerintah Arab Saudi.
Erdogan juga menyebut, 15 orang anggota intelijen dari Arab Saudi yang melakukan perjalanan ke Turki lah yang sudah menghabisi Jamal Khashoggi.
Tim tersebut dipimpin oleh Maher Abdulaziz Mutreb, pria yang disebut media Turki sebagai kepala operasi pembunuhan Jamal Khashoggi.
The New York Times bahkan menyebut jika Maher Abdulaziz Mutreb adalah tim keamanan di Saudi yang kerap berpergian dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jamal Khashoggi Orang yang Berbahaya?
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman menjelaskan kepada Amerika Serikat bahwa dia menganggap jurnalis Jamal Khashoggi sebagai seorang "Islamis yang berbahaya", menurut laporan media AS yang mengklaim memperoleh kutipan perkataan tersebut.
Dalam sambungan telepon itu, Pangeran MBS juga dilaporkan "mendesak Gedung Putih untuk mempertahankan aliansi AS-Saudi."
Menurut laporan yang dipublikasikan oleh The Washington Post dan The New York Times, Pangeran MBS mengatakan hal tersebut dalam sambungan telepon dengan Gedung Putih setelah Khashoggi dilaporkan menghilang, namun sebelum Arab Saudi mengakui telah membunuhnya, demikian seperti dikutip dari BBC.
Panggilan telepon dilaporkan terjadi pada 9 Oktober, seminggu setelah Khashoggi menghilang pada 2 Oktober --tanggal yang kemudian diakui oleh Saudi sebagai hari kematian jurnalis itu.
Soal perkataan Pangeran MBS yang menilai Khashoggi sebagai seorang "Islamis yang berbahaya", pihak keluarga korban telah membantah tuduhan seputar hal tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, keluarga Jamal Khashoggi membantah dia adalah anggota Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood) dan mengatakan bahwa penulis yang terbunuh itu sendiri telah menyangkalnya berulang kali dalam beberapa tahun terakhir.
"Jamal Khashoggi bukan orang yang berbahaya dengan cara apa pun. Untuk mengklaim sebaliknya adalah hal konyol," kata pernyataan dari keluarga Khashoggi kepada sebuah surat kabar.
Khashoggi, seorang warga Saudi yang bekerja untuk the Washington Post, adalah pengkritik keras terhadap Saudi. Ia tewas dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Jasadnya belum ditemukan, tetapi Turki, AS, dan Arab Saudi telah sama-sama menyebut bahwa dia dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Meski begitu, belum ada konsensus tentang bagaimana Khashoggi meninggal.
Advertisement