Polisi Periksa 12 Saksi Kasus Pembunuhan 1 Keluarga di Bekasi

Argo mengatakan, dari 12 saksi kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi tersebut, hanya dua yang dimasukkan ke Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2018, 13:57 WIB
Ilustrasi pembunuhan. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi memeriksa 12 orang saksi guna mengungkap kasus pembunuhan menimpa satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat. Satu keluarga terdiri dari suami, istri, dan dua anak ditemukan meninggal di rumahnya pada Selasa 13 November 2018.

"Saksi-saksi sudah kita periksa," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Rabu (14/11/2018).

Argo mengatakan, dari 12 saksi kasus pembunuhan tersebut, hanya dua yang dimasukkan ke Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Sisanya, baru sebatas wawancara biasa.

"Dua saksi sudah kami BAP, 10 saksinya belum. Tapi sudah kita interview. ini jadi barbuk (barang bukti) penyidik," ucap dia.

Argo menjelaskan, tim kepolisian masih bekerja. Dia menyebut, untuk mengusut kasus pembunuhan menggunakan dua metode.

"Pembunuhan ada metode induktif dan deduktif. Induktif kita mencari TKP. Apakah ada barang bukti ditinggalkan, barang buktinya apa yang kita temukan, apa sidik jari atau bekas kaki dan sebagainya. Setelah itu mengembang ke saksi-saksi. Siapa yang mendengar dan melihat," tandas dia.

Satu keluarga ditemukan meninggal di kediamannya Jalan Bojong Nangka 2 RT 002/07 Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi. Mereka diduga menjadi korban pembunuhan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Korban Suka Memberi Utang

Korban pembunuhan sekeluarga di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat dikenal baik oleh para tetangga. Warga yang belanja di warungnya pun sering dibebaskan mengambil barang meski tidak langsung membayar alias ngutang.

Salah satu warga bernama Lita menyampaikan, sehari sebelum pembunuhan itu terjadi, dirinya masih berbincang dengan almarhum pemilik warung.

"Kalau ke warung suka disuruh ambil sendiri aja, kalau dia lagi sibuk," tutur Lita di sekitaran lokasi, Rabu (14/11/2018).

Lita mengaku masih berutang Rp 5 ribu kepada korban. Dia mengambil dua kotak sabun mandi batangan dan belum membayar.

"Nggak bisa tidur semalaman saya mikirin masih ngutang. Padahal mau bayar sorenya, tapi pagi dapat kabar katanya dibunuh. Saya sampai teriak di sini (jalanan) nggak percaya," jelas dia.

Warga lainnya, Evan juga mengiyakan kebiasaan baik korban. Dirinya pernah beberapa kali berutang pulsa. Bahkan terkadang digratiskan dengan alasan sang korban pembunuhan punya banyak bonus telepon.

"Ditanya mau telepon siapa. Keluarga? Nih pakai pulsa ada bonusnya," kata Evan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya