Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) memandang rencana menghidupkan kembali maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines kurang tepat. Alasannya, jika Merpati yang saat ini masih bernaung di bawah Kementerian Badan usaha Milik Negara (BUMN) ini akan menciptakan persaingan bagi maskapai BUMN lainnya.
Anggota Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir menjelaskan, kehadiran kembali Merpati di kancah aviasi akan menciptakan singan bagi Citilink, yang merupakan maskapai penerbangan murah atau Low Cost Carrier (LCC) anak usaha dari PT Garuda Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Dia pun menyarankan agar pemerintah lebih membesarkan Citilink ketimbang membangunan kembali Merpati.
"Besarkan saja Citilink agar dapat menyaingi Lion Air. Jangan sampai malahan Merpati menjadi saingan Citilink," kata Inas, saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (14/11/2018).
Selain itu, pemerintah juga perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan menghidupkan kembali Merpati sebab ada potensi untuk mengulangi kerugian yang sama. Jika benar-benar hidup jangan sampai mengulangi kerugian," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dapat Investor, Merpati Airlines Siap Mengudara Kembali 2019
Dunia penerbangan di Indonesia, diprediksi makin semarak pada 2019. Ini lantaran, satu pemain lama, bakal kembali mengudara, yaitu maskapai milik negara, Merpati Airlines.
Rencana kembalinya Merpati Airlines itu, disampaikan Presiden Direktur Merpati Nusantara Airline, Asep Ekanugraha. Namun demikian, Asep menambahkan, keputusan Merpati Airlines terbang kembali itu, akan sangat tergantung dari proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dijadwalkan pada Rabu, 14 November 2018.
Jika dalam sidang PKPU tersebut Merpati Airlines dinyatakan layak untuk bangkit lagi. Hal itu menjadi titik awal perseroan untuk bisa kembali mengudara, setelah vakum sejak 2013.
BACA JUGA
"Kami berkeyakinan dan optimis bakal kembali terbang di tahun depan. Semua persiapan, terutama dana operasional, sudah kami dapatkan komitmennya,” ujar Asep di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Asep menyebutkan, saat ini sudah memperoleh komitmen dari investor yang akan mengucurkan dana sebesar Rp 6,4 triliun. Dana investor tersebut, bakal dimanfaatkan manajemen Merpati Airlines agar maskapai tersebut bisa terbang kembali.
Komitmen pendanaan tersebut didapat dari Intra Asia Corpora. Investor dalam negeri ini terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa yang sempat terdaftar di Bursa dengan kode emiten CPDX.
"Salah satu langkah kami untuk bisa membuat Merpati kembali terbang adalah dengan debt restrukturisasi. Langkah kami ini dikuatkan dengan mitra kami yang sudah sepakat akan mengucurkan dana untuk kembalinya Merpati beroperasional kembali,” kata Asep.
Ia menyebutkan, kucuran dana dimaksud akan turun bertahap, sesuai kebutuhan. "Jika nanti, Merpati telah beroperasi, hasilnya akan dimanfaatkan untuk penyelesaian kewajiban atau utang yang saat ini sedikirnya Rp 10 triliun," ujar dia.
Advertisement