Pekanbaru - Insiden tembok sekolah roboh SDN 141 Kota Pekanbaru yang merenggut dua korban jiwa tentu meninggalkan banyak duka. Tak hanya bagi para keluarga korban, namun juga di hati tiap orangtua yang tak ingin ditinggalkan anak kesayangannya atas peristiwa yang sebenarnya bisa dicegah.
Kabar terakhir, atas insiden tembok sekolah roboh, Pemkot Pekanbaru akan mengevaluasi semua gedung sekolah yang ada di kota tersebut. Seperti apa sebenarnya insiden tembok sekolah roboh yang merenggut dua korban jiwa dan beberapa orang luka-luka itu? Berikut beberapa fakta yang berhasil dihimpun tim Liputan6.com.
Advertisement
Yaya Kakak yang Baik
Tembok sekolah roboh di SDN 141 Kota Pekanbaru yang ada di Jalan Abidin, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukitraya merenggut dua korban jiwa. Korban pertama adalah Yanitra Octavizoli (Yaya) yang juga merupakan siswa SMAN 14. Yaya menjadi korban tembok sekolah roboh saat mengantarkan sang adik karena lokasi sekolah antara keduanya tidak jauh. Yaya yang berusia 17 tahun tak mampu menahan reruntuhan tembok setinggi dua meter, dan diyantakan meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit. Sementara sang adik mengalami luka-luka dan dibawa ke rumah sakit setelah kejadian. Selama hidupnya, Yaya dikenal teman sekaligus kakak yang baik.
Belum Sempat Cium Tangan
Korban kedua adalah siswa SDN 141 Pekanbaru bernama William Malaeki Hutahaen. Sang ibu, Erlin, seperti biasa mengantarkan anaknya itu tiap pagi ke sekolah. Saat kejadian Erlin menggunakan sepeda motor. Dirinya turun terlebih dahulu sebelum anaknya. Belum sempat sang anak mencium tangannya, tembok sekolah roboh dan menimpanya. Erlin juga sempat terhimpit, namun sanga anak tak mampu menahan beratnya tembok. William dalam keadaan kritis dibawa ke rumah sakit. Namun selang beberapa jam, William dinyatakan meninggal dunia.
Advertisement
Dua Minggu Dibiarkan
Menurut penuturan warga dan RW setempat, tembok sekolah sudah miring sejak dua minggu sebelum insiden berdarah tersebut terjadi. Bahkan Ketua RW setempat telah melaporkan temuan itu kepada pihak sekolah SDN 141 Pekanbaru, dan menyarankan agar membuat surat pengaduan ke dinas terkait. Namun imbauan tersebut tidak diindahkan.
Hanya Ditempel Kertas Imbauan
Ketua Komite SDN 141, HM Rostami saat dikonfirmasi mengatakan, tembok sekolah yang roboh dibangun secara swadaya pada 2016. Komite sekolah bahkan meminta iuran kepada orangtua siswa saat membangun tembok tersebut. Dirinya menyebut, pihak sekolah sudah membuat pemberitahuan di tembok berupa kertas yang ditempel berisi imbauan agar anak peserta didik tidak berkeliaran di sekitar tembok karena sudah miring.
"Miringnya karena faktor cuaca, sering hujan. Lagian di sini jalan, selalu ada mobil ngangkat barang, jadi bergetar terus," sebut Rostami.
Advertisement
Kerja Polisi
Atas peristiwa tembok sekolah roboh yang merenggut dua korban jiwa tersebut, Kapolresta Pekanbaru Komisaris Besar Susanto SIK akan mengusutnya sampai tuntas. Namun dirinya tak mau tergesa-gesa menyimpulkan siapa yang paling bertanggung jawan atas insiden ini.
"Apakah perbuatan ini melawan hukum, apakah kesengajaan, atau kelalaian, biarkan proses penyelidikan bekerja. Terlalu dini menyimpulkan siapa yang bertanggung jawab," ungkap Santo kepada Liputan6.com.
Dalam kejadian ini, pihaknya menjadikan lima motor yang rusak karena tertimpa reruntuhan tembok sekolah sebagai barang bukti. Sejumlah saksi juga dimintai keterangan untuk mengetahui detail kejadian.
"Kita lihat proses penyelidikan untuk siapa tersangkanya," ucap pria yang akrab dipanggil Santo.
Pantauan di lokasi usai kejadian, seluruh tembok di sekolah itu dihancurkan. Polisi dan Pemerintah Kota Pekanbaru tidak ingin ada korban lain karena sebagian tembok sudah miring.
Buntut Tembok Sekolah Roboh
Buntut dari insiden tembok sekolah roboh di SDN 141 Kota Pekanbaru, pemkot setempat akan melakukan evaluasi menyeluruh gedung-gedung sekolah di ibukota Provinsi Riau itu.
Kepala Disdik Pekanbaru, Abdul Jamal mengatakan pihaknya akan menurunkan tim survei untuk memeriksa langsung seluruh gedung sekolah di Pekanbaru.
Kita tidak ingin insiden yang sama terulang kembali," katanya.
Bahkan, dia menegaskan pihaknya telah menganggarkan perbaikan pagar tersebut pada APBD 2019. Namun, sebelum rencana perbaikan itu terealisasi, pagar itu justru roboh dan menyebabkan dua korban jiwa.
Lebih jauh, ia menerangkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Pekanbaru guna memantau seluruh gedung, termasuk pagar sekolah di kota berjuluk Madani tersebut guna menghindari kejadian serupa terulang kembali.
Dia mengakui bahwa saat ini cukup banyak bangunan sekolah di kota itu yang sudah mulai tua dan bersentuhan langsung dengan fasilitas umum.
"Bangunan juga banyak yang sudah tua. Kita survey semuanya, terutama sekolah yang bersentuhan dangan fasilitas umum seperti pagar beton yang berbatasan langsung dengan jalan," tambahnya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement