Liputan6.com, Banjarnegara - Tragedi tembok sekolah roboh di SD Negeri 141, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru, Riau, Rabu, 14 November 2018, memicu keprihatinan dengan meninggalnya dua orang yang tertimpa reruntuhan tembok.
Dua korban itu yakni, William Malaeki Hutahean, siswa kelas 1 SDN 141 dan Yanita Oktavizoly, siswi kelas 12 SMUN 14 yang saat itu mengantar adiknya bersekolah.
Dua korban ini tak kuasa bertahan saat tertimpa tembok yang mengimpitnya bersama sejumlah korban lainnya. Mereka meninggal dunia meski berhasil dievakuasi dan sempat dirawat di rumah sakit.
Pada hari yang sama, tragedi tembok sekolah roboh rupanya juga terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah. Bedanya, di Pekanbaru terjadi pagi hari, sedangkan insiden di Banjarnegara terjadi pada siang menjelang sore, sekitar pukul 14.00 WIB.
Baca Juga
Advertisement
Hujan lebat di wilayah Kabupaten Banjarnegara memicu pergerakan tanah di komplek Sekolah Menengah Kejuruan Negeri atau SMKN 2 Bawang Banjarnegara. Hujan lebat membuat saluran pembuangan air di sekolah itu tak mampu menampung debit air yang naik sekitar 30 cm.
Air yang tak keluar dengan lancar ini memicu resapan-resapan di bagian tanah porous. Pergerakan tanah pun terjadi dan menyebabkan tembok pagar lapangan parkir jebol lantaran tergerus air.
Pagar permanen yang terbuat dari batu bata dan semen itu seketika runtuh dengan volume panjang 10 meter dan tinggi 3 meter. Padahal, di bawah tembok pagar lapangan parkir seluas 100x20 meter itu terparkir puluhan sepeda motor siswa.
Akibatnya, puing tembok, cor, dan talut pun menimpa sejumlah sepeda motor yang sedang parkir. Tujuh sepeda motor siswa rusak lantaran turut terbawa longsoran dan tertimpa puing tembok roboh ini.
Bagaimana Nasib 7 Sepeda Motor Siswa yang Rusak?
Beruntung, saat itu tak ada aktivitas siswa di area ini. Pihak sekolah memastikan tak ada korban jiwa.
"Karena memang diperuntukkan untuk parkir. Hanya beberapa sepeda motor ikut tertimpa," kata Wakil Kepala Bagian Humas SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara, Aris.
Hanya saja, lantaran tertimpa benda keras dan berat, nyaris seluruh sepeda motor yang tertimpa tembok roboh itu ringsek. Namun, Aris mengatakan rusaknya bodi sepeda motor kemungkinan besar tak sampai berakibat fatal kepada mesinnya.
Dia pun menjamin, sekolah bakal mengganti kerugian siswa yang sepeda motornya rusak akibat insiden tembok roboh ini. "Pihak sekolah siap bertanggung jawab," dia menegaskan.
Usai peristiwa ini, parkir siswa akan diarahkan ke lapangan parkir sisi timur yang aman dari pergerakan tanah. Adapun lokasi kejadian hingga radius 10 meter sementara waktu akan disterilkan.
Kepala pelaksana harian (Lakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Arif Rachman mengatakan, dari hasil assesment petugas BPBD, pergerakan tanah yang berakibat pada roboh dan longsornya tembok itu diduga terjadi lantaran kondisi tanah yang masih labil.
Area parkiran itu dibangun di atas tanah urukan yang diperkirakan belum solid. Informasinya, infrastruktur sekolah itu pun baru berusia enam bulan.
"Motor-motor yang terkena puing sudah terevakuasi dan dibawa ke bengkel terdekat," Arif menjelaskan.
Arif juga mengimbau agar warga dan seluruh pihak mewaspadai kemungkinan bencana pada musim penghujan ini. Banjarnegara adalah wilayah yang didominasi kawasan pegunungan sehingga menjadi salah satu daerah yang paling tinggi risiko longsornya di Jawa Tengah.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement