Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah masif menggalakkan peningkatan produksi kentang. Ini guna mendorong ekspor dan mengendalikan impor komoditas pangan tersebut.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi mengatakan, untuk kentang konsumsi, Indonesia sudah mencapai swasembada. Namun, yang ingin ditargetkan untuk terus ditingkatkan produksinya yaitu kentang kebutuhan industri.
"Kentang ada dua jenis. Kita sudah swasembada Kentang Granula untuk konsumsi (kentang sayur) sejak 2018, sedangkan Kentang Atlantik untuk kebutuhan bahan baku industri swasembada target paling lambat 2020. Kami optimis bisa capai, kemarin kami dengan pelaku usaha menggelar rapat koordinasi untuk memacu pencapaian swasembada," ujar dia di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Baca Juga
Advertisement
Suwandi menjelaskan, kentang untuk bahan baku industri dibutuhkan jenis khusus yaitu atlantik. Selama pasokan kentang tersebut masih mengandalkan impor.
Namun, dengan berkembangnya teknologi perbenihan dan pemuliaan benih kentang, telah ditemukan berbagai varietas antara lain varietas Median, Bliss, Omabeli sebagai substitusi jenis atlantik. Jadi nanti tidak lagi mengandalkan impor.
“Benih kentang lokal ini punya keunggulan bisa diproses tertentu sehingga hasil produknya akan bermanfaat bagi kesehatan, berdampak langsung bagi stamina tubuh. Tadi sudah diuji coba kekuatan otot tubuh terbukti dengan benih kentang lokal yang lebih kuat dari kentang impor,” ungkap dia.
Suwandi menyebutkan, swasembada kentang industri sebelumnya ditargetkan pada 2019. Akan tetapi, setelah mencermati kesiapan industri, kemampuan produksi, umur panen tiga bulan, proses panen menjadi benih 3 hingga 4 bulan, sehingga paling lambat swasembada di 2020.
“Bisnis kentang industri dikelola dua industri besar dan beberapa industri menengah dan kecil. Salah satu industri besar sudah mampu memproduksi sendiri dan swasembada pada Juli 2019 dan satunya lagi dilakukan percepatan paling lambat pada akhir 2020,” tutur dia.
Berdasarkan data BPS, impor kentang industri pada 2017 sebesar 51.849 ton yang nilainya mencapai Rp 275 miliar. Namun pada Januari-September 2018 impor hanya 29.649 ton, senilai Rp 117 miliar, sehingga ini menandakan impor kentang industri turun drastis.
"Yang tak kalah membanggakan, sejak 2018 tidak ada impor kentang konsumsi, sudah swasembada. Bahkan saat ini juga mendorong ekspor kentang segar. Januari-September 2018 sudah ekspor 2.781 ton," kata Suwandi.
Kementan Berikan 100 Ton Jagung Pakan ke Peternak di Malang
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan jagung pakan kepada peternak ayam mandiri di Wilayah Malang, Jawa Timur. Sebanyak 100 ton jagung pakan diberikan instansi ini.
Ketua Peternak Paguyuban Desa Kambingan Tumpang Malang Timur Kholik, mengaku senang dengan adanya bantuan ini. "Melihat jagung datang saja peternak pada datang semua. Berebut malah. Memang yang ditunggu-tunggu, yang diharapkan ya ini," ujar dia, Minggu 11 November 2018.
Dia memperkirakan, 250-300 peternak yang berada di bawah binaannya membutuhkan hingga 35 ton jagung per hari.
"Volume produksi seluruh Malang kisaran 4 jutaan, yang di bawah saya kisaran 1 jutaan. Kebutuhan jagung kisaran 25 ton-35ton per hari," dia menambahkan.
Bantuan 100 ton jagung, menurut Kholik bisa dimanfaatkan para petani hingga beberapa hari ke depan.
"Jumlah bantuan yang kita terima kisaran 98-100 ton. Bisa digunakan 5 hingga 6 hari," tambahndia.
Informasi yang Kholik terima, setelah ini Kementan menjanjikan akan kembali mendatangkan bantuan jagung. Jagung-jagung itu akan diberikan langsung ke peternak dengan mengganti biaya bungkus. Paguyuban dipastikan tidak mengambil untung.
Beberapa hari terakhir ini peternak terbebani harga jagung yang melambung ke posisi Rp 5.300 hingga Rp 5.400 per kg, dari sebelumnya Rp 4.900-Rp 5.000 per kg.
Selain jagung, ke depan para peternak mandiri berharap Kementan juga memberi perhatian terhadap kebutuhan sarana dan prasarana peternakan (sapronak) lainnya seperti Day Old Chicken (DOC) atau ayam bibit.
Bantuan 100 ton jagung pakan yang meliputi 50 orang peternak wilayah Malang, Jawa Timur, tiba pada Jumat subuh.
"Yang tiba hari ini Jumat 9 November 2018 adalah 500 ton pertama. Rencana nanti akan ada 12 ribu ton dalam waktu dekat ini. Pada tahap pertama bantuan jagung ini ada 1.500 ton untuk peternak Jawa barat, Jawa timur dan Jawa tengah," jelas Direktur Pembibitan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Sugiono.
Sugiono menambahkan, bantuan ini membuktikan bentuk kepedulian Pemerintah melalui Kementan khususnya Pak Menteri (Amran) kepada peternak mandiri.
"Jagung itu ada tapi harganya tidak terjangkau, karena sudah di ijon oleh Feedmil besar. Peternak kecil nggak kebagian, karena kemampuan daya beli mereka kecil. Yaitu peternak dengan kapasitas 1.000-15 ribu ekor ayam di satu peternak", jelas Sugiono.
Tim Kementan bergerak ke sejumlah titik antara lain di Blitar, Malang, Kendal, Solo, Bogor, Sukabumi, dan Cianjur untuk memastikan distribusi pangan berjalan lancar langsung ke para peternak rakyat, baik ayam petelur atau layer maupun ayam pedaging atau broiler.
Bantuan akan disalurkan bertahap sebagai langkah awal dalam menstabilkan harga jagung untuk pakan ternak.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement