Liputan6.com, Pekanbaru - Robohnya tembok sekolah SDN 141 Kota Pekanbaru di Jalan Abidin, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukitraya, berbuntut panjang. Kepolisian Resort Kota Pekanbaru menyatakan akan mengusut hingga tuntas kejadian yang menelan dua korban jiwa itu.
Kapolresta Pekanbaru Komisaris Besar Susanto SIK menyebut, kejadian Senin pagi, (14/11/2018) itu tengah diselidiki. Meski demikian, Susanto tidak mau tergesa-gesa menyimpulkan siapa yang bertanggung jawab dalam insiden ini.
Advertisement
"Apakah perbuatan ini melawan hukum, apakah kesengajaan, atau kelalaian, biarkan proses penyelidikan bekerja. Terlalu dini menyimpulkan siapa yang bertanggung jawab," ungkap Santo kepada Liputan6.com.
Dalam kejadian ini, pihaknya menjadikan lima motor yang rusak karena tertimpa reruntuhan tembok sekolah sebagai barang bukti. Sejumlah saksi juga dimintai keterangan untuk mengetahui detail kejadian.
"Kita lihat proses penyelidikan untuk siapa tersangkanya," ucap pria yang akrab dipanggil Santo.
Pantauan di lokasi usai kejadian, seluruh tembok di sekolah itu dihancurkan. Polisi dan Pemerintah Kota Pekanbaru tidak ingin ada korban lain karena sebagian tembok sudah miring.
Penghancuran tembok dibantu alat berat. Tampak puluhan tenaga kerja dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membersihkan material, lalu dimasukkan ke beberapa truk.
Puluhan prajurit dari Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) juga terlihat turut membersihkan bongkahan tembok besar. Semuanya gotong-royong agar jalan yang diberi garis polisi bisa dilalui masyarakat lagi.
Di tengah pembersihan itu, beberapa polisi tak berpakaian dinas juga mengecek dasar tembok sekolah. Mereka sesekali menggelengkan kepala karena rupanya tembok itu tak berpindah dan hanya ditempel di sisa bangunan lama.
"Bahaya kali kerja orang ini. Lihat, tidak ada pondasi serta tiang pembatas per sisi tembok," celetuk warga yang kebetulan penasaran melihat lokasi kejadian.
Pengakuan Ketua RW
Sementara Ardiansyah selaku RW setempat menyebut tembok itu sudah dua minggu terlihat miring. Dia juga sudah memberi tahu sekolah untuk segera merobohkannya, serta menyarankan membuat surat pengaduan ke dinas terkait.
Hanya saja, saran RW ini tak dihiraukan. Oleh karena itu, Ardiansyah bersama warga lainnya sudah berembuk dan berencana meruntuhkan tembok itu akhir pekan nanti.
"Tapi keduluan robohnya, padahal sudah direncanakan," kata Ardiansyah di lokasi kejadian.
Ketua Komite SDN tersebut, HM Rostami dikonfirmasi menyebut tembok itu dibangun pada 2016 secara swadaya. Komite sebelum membangun meminta iuran kepada orang tua supaya anak tidak berkeliaran selama jam pelajaran.
Dia pun menyebut sudah membuat pemberitahuan di tembok itu. Kertas ditempelkan dan murid hingga pengantar diingatkan tak mendekati tembok karena sudah miring.
"Miringnya karena faktor cuaca, sering hujan. Lagian di sini jalan, selalu ada mobil ngangkat barang, jadi bergetar terus," sebut Rostami.
Advertisement