Liputan6.com, Brasilia - Pemerintah Kuba mengumumkan akan menarik ribuan dokternya dari Brasil, setelah presiden terpilih Jair Bolsonaro mempertanyakan kualitas pelatihan medis, dan menuntut perubahan pada kontrak mereka.
Bolsonaro yang berasal dari sayap kanan, dan mulai berkuasa pada 1 Januari mendatang, mengatakan dalam sebuah wawancara bulan ini, bahwa 11.420 dokter Kuba yang bekerja di daerah miskin dan terpencil di Brasil akan tetap dipertahankan jika mendapat gaji penuh dan pelonggaran aturan bagi keluarga yang ikut dinas.
Menurut ketentuan perjanjian dengan Kuba, yang ditengahi oleh Organisasi Kesehatan Pan-Amerika, Havana menerima sebagian besar gaji medis, untuk kemudian didistribusikan pada dokter dengan ketentuan tertentu, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (15/11/2018).
Baca Juga
Advertisement
Bolsonaro mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Havana atas program tersebut, yang disebutnya menginjak-injak hak para dokter dengan menyerahkan 75 persen gaji ke pemerintah Kuba, dan melarang hak istri memiliki anak selama bertugas di luar negeri.
"Itu hanya penyiksaan untuk seorang ibu," kata Bolsonaro dalam wawancara 2 November dengan surat kabar Correio Braziliense Brasilia.
Bolsonaro juga mempertanyakan kualifikasi dokter Kuba dan mengatakan mereka harus memperbarui lisensi mereka di Brasil.
Kementerian Kesehatan Kuba menanggapi komentar Bolsonaro sebagai "menghina dan mengancam kehadiran dokter kami", dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan penarikannya dari program tersebut.
"Kondisi yang tidak dapat diterima ini membuat mustahil untuk mempertahankan kehadiran profesional Kuba dalam program terkait," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Simak video pilihan berikut:
Ekspor Dokter dari Kuba
Para dokter Kuba bekerja di banyak negara. Sebagan dari mereka tidak digaji penuh karena Havana menetapkan "biaya sewa" untuk setiap dokter yang dikirim ke luar negeri.
Pendapatan miliaran dolar AS dari "eskpor dokter" itu digunakan untuk terus menjalankan sistem kesehatan nasional yang gratis di Kuba, termasuk memberikan fasilitas kehidupan bagi seluruh tenaga medis, langsung dari pemerintah komunis.
Sejak program Brasil, yang disebut "More Doctors", dimulai pada 2013 oleh mantan presiden sayap kiri Dilma Rousseff, sekitar 20.000 profesional kesehatan Kuba telah bertugas di Negeri Samba.
Mereka ditempatkan di lebih dari 700 kabupaten kota yang belum pernah memiliki dokter umum, kementerian itu mengatakan.
Bolsonaro mengatakan, program itu bisa berlanjut jika kondisinya memenuhi prasyarat dan keadilan.
"Sayangnya, Kuba tidak menerima," katanya dalam sebuah cuitan di Twitter, beberapa saat setelah pengumuman penarikan dokter oleh Havana.
Advertisement