Presiden Jokowi dan Wapres AS Bertemu di Sela KTT ASEAN, Ini yang Dibahas

Presiden Jokowi dan Wapres AS bertemu di Suntec Convention Centre, Singapura, Rabu, 14 November 2018 dan membahas sejumlah hal.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Nov 2018, 11:01 WIB
Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden AS Mike Pence dalam pertemuan bilateral di sela KTT ke-33 ASEAN di Singapura (14/11) (sumber: Biro Pers Kantor Sekretariat Presiden RI)

Liputan6.com, Singapura - Di sela-sela pelaksanaan KTT ke-33 ASEAN, Presiden RI Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence. Pertemuan berlangsung di Suntec Convention Centre, Singapura, Rabu, 14 November 2018.

Pada kesempatan ini, Presiden didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan AS membahas sejumlah hal, mulai dari hubungan bilateral hingga kerja sama pada isu-isu strategis.

"Pence dan Jokowi membahas upaya untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang mulai memasuki usia 70 tahun, keanggotaan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB pada 2019 mendatang, juga upaya kooperasi AS-Indonesia dalam melawan kekerasan berbasis ekstremisme (countering violence extremism - CVE), khususnya dalam koridor keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan," kata seorang pejabat senior AS yang ikut mendampingi Pence dalam lawatannya ke KTT ke-33 ASEAN, dalam konferensi pers via sambungan telepon, Rabu 14 November 2018.

"Kami (AS) menggarisbawahi bagaimana Indonesia, sebagai negara mayoritas berpenduduk Islam yang modern, bisa berperan dalam melakukan CVE," tambah pejabat itu yang berbicara dalam syarat anonimitas.

Pejabat AS itu melanjutkan, "Keduanya juga membahas tentang strategi keamanan dan kesejahteraan maritim. Pence juga membahas bagaimana perusahaan AS menunjukkan ketertarikannya untuk berbisnis dengan Indonesia, termasuk salah satunya yang berkaitan dengan aspek kemaritiman."

"Kedua pemimpin juga berbicara singkat tentang isu Rohingya dan Myanmar," ujar pejabat AS itu tanpa mengelaborasi lebih lanjut.

 

Simak video pilihan berikut:


Perdagangan dan Bantuan Kemanusiaan untuk Rohingya

Bocah-bocah Rohingya mengenakan pakaian baru selama perayaan Idul Adha di kamp pengungsi Thangkhali, Bangladesh, Rabu (22/8). Wajah riangnya senapas dengan baju baru yang dikenakan di hari bahagia ini. (Dibyangshu SARKAR / AFP)

Sementara itu, dalam sebuah keterangan pers dari Kantor Sekretariat Presiden RI, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjelaskan bahwa Pence dan Jokowi turut membahas isu perdagangan antara AS-Indonesia.

"Presiden menekankan bahwa di bidang perdagangan, Indonesia dan Amerika Serikat tidak saling berkompetisi dan bisa saling melengkapi. Oleh karena itu, hubungan perdagangan kedua negara diyakini Presiden akan saling menguntungkan," kata Retno.

"Dalam konteks ini, Presiden mengharapkan agar Amerika masih dapat terus memberikan fasilitas GSP (Generalized System of Preference) bagi Indonesia karena fasilitas GSP ini sangat bermanfaat bukan hanya bagi Indonesia tapi juga untuk Amerika. Presiden menekankan bahwa kalau kita memakai pendekatan zero sum, maka justru akan membuat situasi yang lebih buruk," sambung Retno.

Selanjutnya, kata Retno, Presiden menyampaikan kerja sama RI-AS untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan, antara lain adalah kolaborasi untuk pengembangan Indo Pasifik. Terkait hal ini, Presiden menyampaikan beberapa prinsip dan mengatakan bahwa Indonesia akan menyampaikan konsep Indo Pasifik di pertemuan East Asia Summit (EAS).

"Kita juga sudah bicara dengan AS dan dari konsep yang ada, saya kira kita bisa sinergikan kerja sama atau konsep kita," ujar Retno.

Selain membahas kerja sama di tiga bidang tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan harapannya agar pihak Amerika Serikat memberikan dukungan untuk AHA Centre, terutama terkait persoalan Rakhine State. AHA Centre adalah pusat koordinasi dan informasi penanganan bencana di kawasan ASEAN.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya