Pegiat Robotik Indonesia Firmansyah Saftari Meninggal Dunia

Firmansyah Saftari, pendiri SAFT7 Robotics, meninggal dunia di Bandung pada 15 November 2018.

oleh IskandarAgustinus Mario Damar diperbarui 15 Nov 2018, 12:32 WIB
Firmansyah Saftari, Founder SAFT7 Robotics. Dok: pribadi

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari salah satu pegiat robotik Tanah Air, Firmansyah Saftari. Pendiri SAFT7 Robotics ini diketahui meninggal dunia pada 15 November 2018 pukul 09.05 di Bandung, Jawa Barat.

Informasi ini juga sudah dikonfirmasi pada kakak Firmansyah Saftari, Iman Sujudi, melalui sambungan telepon. Saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Kamis (15/11/2018), Iman membenarkan informasi tersebut dan saat ini jenazah sedang dalam perjalanan ke Jakarta.

Dia menuturkan, semalam sebelum meninggal dunia, Firmansyah sebenarnya masih melakukan aktivitas seperti biasa. Karenanya, tidak ada tanda-tanda mengenai kepergian pria yang masuk dalam program Intel Innovator tersebut.

Menurutnya, pria lulusan Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI) tersebut masih sempat berkirim pesan dan berbicara dengan teman-temannya membahas teknologi.

"Soal riwayat kesehatan, (Firmansyah) juga tidak ada tanda apa-apa, biasa saja. Awalnya, tadi pagi dia drop karena kecapekan, lalu dibawa ke rumah sakit, tapi tidak tertolong," tutur Iman menjelaskan.

Rencananya, berdasarkan penuturan Iman, jenazah akan disemayamkan dulu ke rumah orang tua di Jl Anuraga no 13-14B, Taman Cilandak, Cilandak Barat, Jakarat Selatan.

"Lalu, akan dimakamkan mungkin jam 16.30 di pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta Selatan," tuturnya menutup pembicaraan.


Mengenal Firmansyah Saftari

Firmansyah Saftari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain sebagai founder SAFT7 Robotics, Saftari juga dikenal karena kemampuannya menghasilkan ide-ide kreatif, desain konseptual, dan pengalamannya yang luas dalam pengembangan dan strategi digital.

Lulus dari STISI-Bandung di bidang Desain Produk, Saftari memulai karirnya pada 1997. Hingga saat ini, ia telah menangani berbagai klien premium termasuk Indosat, Unilever, Total Indonesie, Caltex, Nestle, Samsung, Honda, Mitsubishi, Metro, dan Citibank.

Dia memulai usaha digitalnya pada 2009 setelah bergabung dengan plasa.com. Karirnya selama 15 tahun tidak pernah menghentikannya melakukan apa pun yang ia sukai, seperti perancangan grafis, pembuatan model, pemodelan 3D, digital imaging, dan menulis.

Dalam sebuah kesempatan di acara Inspirato Liputan6.com, beberapa waktu lalu, Saftari mengatakan kalau kita memiliki passion atau hobi kerjakanlah dengan serius.

"Someday hobi bisa mendukung kita di saat kita tidak punya pekerjaan. Misalnya, kalau kita punya hobi dengan otomotif, kita bisa mendapatkan penghasilan dari situ dengan cara memperbaiki mobil teman dan sebagainya," ucapnya.

(Dam/Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya