Lewat Skema Gross Split, Blok Migas RI Jadi Lebih Seksi

Kementerian ESDM telah melelang 17 wilayah kerja (wk) atau blok minyak dan gas bumi (migas) pada 2018.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Nov 2018, 15:33 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menargetkan 10 wilayah kerja atau blok minyak dan gas bumi (migas) eksplorasi‎ dimenangkan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) pada tahun ini.

Arcandra mengatakan, semenjak skema bagi hasil migas gros‎s split diterapkan blok migas yang dilelang mulai minati kontraktor. Hal ini menandakan gross split jauh lebih baik dari skema bagi hasil cost recovery.

"Terbukti di 2015 atau sebelum gross split diterapkan tidak ada blok migas dilelang yang laku," ‎kata Arcandra, dalam Seminar Berburu Lapangan Migas Baru di Indonesia, di Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Setelah gross split diterapkan atau sepanjang 2017, terdapat lima blok migas yang dimenangkan oleh kontraktor. Sedangkan dari lelang blok migas tahap I dan II di 2018, sudah ada enam blok migas eksplorasi yang laku.

Arcandra pun menargetkan 10 blok migas eksplorasi dimenangkan kontrator sepanjang tahun ini. "Saya targetkan tahun ini dapat 10 blok eksplorasi. Tahun lalu laku lima,  untuk tahun ini sudah laku enam," tuturnya.

Oleh karena itu, Arcandra pun menekankan jika penerapan skema bagi hasil gross split  membuat iklim investasi lesu, maka anggapan tersebut salah.

Alasannya, perusahaan luar negeri skala besar diantaranya ENI, Mubadalah dan Repsol justru meminati blok migas Indonesia dengan skema bagi hasil yang baru tersebut. 

"Apalah gross split tidak bagus untuk perusahaan? Lihat saja hasilnya sekarang, perusahaan seperti ENI, Repsol, Mubadallah mau masuk,"‎ tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lelang 17 Blok Migas

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Kementerian ESDM telah melelang 17 wilayah kerja (wk) atau blok minyak dan gas bumi (migas) pada 2018. Lelang tersebut dibagi dalam tiga tahap.

Lelang ‎tahap I, pemerintah menawarkan tujuh blok migas dengan skema penawaran langsung, dua blok migas unkonvensional.‎ Dari proses lelang empat blok dimenangkan kontraktor, yaitu Citarum, East Ganal, East Seram, Southeast Jambi.

Sedangan blok migas yang tidak laku East Papua‎ dan dua blok unkonvensional gas methane batubara Sumbagsel dan shale hydrocarbon di Sumatera Utara.

Lelang tahap II, pemerintah menawarkan enam blok migas, terdiri dari tiga blok ekplorasi‎ yaituBanyumas, Andika Bumi Kita, dan South East Mahakam. Tiga blok terminasi, terdiri dari Makasar Strait, South Jambi dan Selat Panjang.

Dari enam blok migas yang dilelang, hanya dua yang di menangkan, yaitu South Jambi oleh Hongkong Jindi dan Banyumas‎ dimenangkan PT Minarak Berantas Gas.

‎Lelang tahap III 2018, ada empat blok migas yang ditawarkan yaitu, ‎South Andaman, lokasi di laut Andaman lepas pantai Aceh.‎ South saka Kemang di ‎daratan Sumatera Selatan.‎ Anambas di‎ laut Natuna Barat, da‎n Maratua, laut dan daratan Kalimantan Timur.

Namun khusus Blok Migas Maratua sudah dipertuntukan ke PT Pertamina (Persero), hal ini s‎esuai ketentuan Peraturan Menteri ESDM No 35 Tahun 2008, Wilayah Kerja Maratua khusus partisipasi dari Pertamina dan tidak dibuka untuk perusahaan lainnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya