Mandi Pagi dengan Kesejukan Air Terjun Kaboko Kampar

Tak perlu khawatir tersesat mencari air terjun Kaboko ini karena begitu banyak penunjuk jalan ke kecamatan yang memiliki tugu ekuatornya itu.

oleh M Syukur diperbarui 16 Nov 2018, 06:00 WIB
Sejuknya air terjun Kaboko di Balik lebatnya hutan Lipat Kain. (Liputan6.com/M Syukur/Dinas Pariwisata Provinsi Riau dan GenPI Kabupaten Kampar)

Liputan6.com, Kampar - Pesona Kabupaten Kampar tak ada habisnya. Mulai dari Ulu Kasok sebagai Raja Ampatnya Riau hingga Sungai Gulamo dengan sebutan Green Canyon-nya Bumi Lancang Kuning. Kini ada lagi Air Terjun Kaboko yang tak kalah menawannya dengan spot wisata yang telah disebutkan.

Adanya air terjun di Desa Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar Kiri ini, kian meneguhkan negeri Serambi Makkah Riau itu juga sebagai negeri seribu air terjun. Lokasinya yang masih asri kiranya pantas disebut sebagai anugerah Tuhan yang tersembunyi di Kampar.

Menurut Ketua Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Riau di Kabupaten Kampar, Dody RA, berkunjung ke Kaboko sangat cocok bagi penggila ekowisata atau wisata minat khusus. Dia pun menyebut tak ada ruginya bagi pelancong yang mengunjunginya.

Perjalanan ke Kaboko jika dimulai dari Kota Pekanbaru membutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam tiga puluh menit. Tak perlu khawatir tersesat karena begitu banyak penunjuk jalan ke kecamatan yang memiliki tugu ekuatornya itu.

"Sampai di desa, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki, sekitar 30 menit ke lokasi," cerita Dody kepada Liputan6.com, akhir pekan lalu.

Menyusuri jalan tanah, wisatawan bisa menikmati sejuknya pepohonan karet milik warga sekitar. Cuitan burung saling bersahutan mengiringi perjalanan, begitu juga dengan suara satwa lainnya.

Di ujung jalan, desiran arus sungai jernih beradu dengan bebatuan alam seolah memberi sambutan. Airnya bisa ditenggak melepas dahaga tanpa takut adanya pencemaran karena jauh dari hiruk pikuk perusahaan.

Sejuknya Sungai Kaboko bertambah dengan sejuknya dinding-dinding pembatas di setiap sisi sungai. Namun, perjalanan belum usai karena air terjun masih berada di ujungnya sehingga mengarungi sungai dangkal wajib dilakukan.

"Di Kota Pekanbaru enggak ada seperti ini," ucap Dody yang sehari-hari bisa dihubungi sebagai pemandu wisata untuk sampai ke air terjun.

 


Jejeran Air Terjun Rendah

Sejuknya air terjun Kaboko di Balik lebatnya hutan Lipat Kain. (Liputan6.com/M Syukur/Dinas Pariwisata Provinsi Riau dan GenPI Kabupaten Kampar)

Di beberapa sisi sungai, ada pohon-pohon tumbang. Bukan karena pembalakan liar tapi memang sudah lapuk termakan usia. Di bawahnya menjadi tempat ikan warna-warni bermain sembari mencari makan.

Semakin ke ujung, setiap langkah yang dijejakkan harus hati-hati. Perjalanan mulai terjal karena adanya pecahan dan bongkahan batu cukup tajam. Tak memakai alas kaki tentu berisiko akan mengalami luka.

Melihat jernihnya air, keinginan ingin mandi kian kuat. Namun, Dody melarangnya karena perjalanan belum usai.

"Di lokasi air terjun akan lebih sejuk, lebih enak sambil bersantai dan mandi," ucap Pembina Bengkel Seni Rantau di Kecamatan Kampar Kiri ini.

Betul apa yang dikatakan Dody. Perjalanan yang lumayan menantang beserta penat seketika hilang ketika Air Terjun Kaboko sudah berada di depan mata. Jejeran air terjun rendah hingga sedang membuat mata seolah tak mau berkedip.

"Inilah Air Terjun Kaboko yang tengah gencar kami jadikan destinasi wisata. Wisatawan takkan rugi ke sini," imbuh Dodi.

Dia menjelaskan, Air Tejun Kaboko merupakan anugerah tak terkirakan yang diberikan Sang Pencipta. Pesonanya kini sudah mulai pembicaraan di Riau dan selalu menjadi pilihan bagi pecinta keindahan alam menghabiskan akhir pekan.

"Ayo ke Air Terjun Kaboko, ayo ke Riau, ayo ke Kampar," ucap Dody.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya