Suku Bunga Acuan BI Naik, IHSG Diprediksi Perkasa

Gerak IHSG berpotensi menguat dengan diperdagangkan pada level 5.900-6.000.

oleh Bawono Yadika diperbarui 16 Nov 2018, 06:20 WIB
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melaju di zona positif pada perdagangan saham Jumat (16/11/2018) ini. Gerak IHSG berpotensi menguat dengan diperdagangkan pada level 5.900-6.000.

Diramal bakal menembus ke level 6.000, naikknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days repo rate 25 basis poin (bps) ke level 6 persen dinilai menjadi angin segar bagi IHSG.

"Selain itu juga akan membungkam sentimen negatif melebarnya defisit neraca perdagangan Indonesia yang defisit USD 1,82 Miliar," ucap Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi di Jakarta.

Di sisi lain, ini merupakan upaya BI untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang aman, yakni hingga target 2,5 persen dari pertumbuhan ekonomi atau GDP pada tahub tahun depan.

Sementara itu, Analis Indosurya Sekuritas William Suryawijaya memaparkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, peluang kenaikkan lanjutan bagi IHSG masih cukup signifikan. Menurutnya, IHSG berpeluang bergerak ke zona hijau dengan diperdagangkan di kisaran 5.812-6.002.

"Pada perdagangan hari ini, IHSG telah berada dalam pola uptrend, dikarenakan support terlihat terjaga dengan baik," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Saham Pilihan

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk saham rekomendasi dari Lanjar pun terbilang cukup bervariatif pada hari ini. Itu antara lain seperti PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), serta PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS).

Sementara itu, William menyarankan untuk mengoleksi saham-saham berkapitalisasi besar seperti halnya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan juga PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya