Kemenangan Tertunda Tim Indonesia dalam Kontes Mekanik se-Asia Pasifik

Tiga perwakilan Indonesia bertanding dalam Castrol Asia Pacific Mechanic Contest 2018 yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Bangkok, Thailand,

oleh Maria Flora diperbarui 16 Nov 2018, 13:32 WIB
Mekanik Indonesia bertanding di Castrol Asia Pacific Mechanic Contest 2018. (Maria/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bangkok - Tiga perwakilan Indonesia bertanding dalam Castrol Asia Pacific Mechanic Contest 2018 yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Bangkok, Thailand, Kamis (15/11). Sayangnya, nasib kurang beruntung menghampiri tim Indonesia karena gagal masuk urutan tiga besar.

Filipina mengunci gelar juara, disusul Vietnam dan posisi ketiga diisi Malaysia. Sementara, untuk Tim Castrol dari Thailand, Indonesia, dan India, masing-masing ada di urutan keempat, kelima, dan keenam.

Bagi tim Indonesia, tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan di luar prediksi menjadi salah satu faktor kunci ketiga mekanik andal ini belum mencapai hasil yang maksimal.

"Kami sudah mempersiapkan, ternyata di luar prediksi," ungkap Mualim, pemilik Bengkel Berkat Motor di Tangerang, Banten, saat ditemui di Bangkok, Thailand.

"Intake-nya disumbat, harusnya ada lubang untuk mengalirkan bensin. Setelah itu, kami kehabisan waktu," tambah pria yang berhasil menjuarai Castrol Mechanic Contest (CMC) 2016.

Hari Wijaya dari Bengkel Nusantara Motor pun mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, saluran bahan bakar dan udara ke mesin yang sengaja disumbat itulah letak trouble-nya.

Ia menambahkan, faktor eksternal, seperti keriuhan para pendukung dari negara lawan atau saat mereka mulai mencoba menghidupkan mesin di menit-menit pertama, tidak memberi dampak berarti. Namun, dia mengaku sempat sedikit kurang konsentrasi saat ujian tahapan pertama dimulai.

Sekadar informasi, dalam kejuaran ini tiap peserta wajib melalui tiga tahapan pengujian. Pertama, pengetahuan para peserta soal motor diuji lewat pertanyaan pilihan berganda yang berjumlah 10 soal.

Sementara, tahap kedua dan ketiga, para peserta harus melakukan pergantian spare part pada motor matik Yamaha Fino 125cc yang telah dimodifikasi, hingga proses trouble shooting, dimana motor harus bisa dinyalakan tanpa mati sepanjang 50 detik. Di tahapan ini semua peserta diberi catatan waktu selama 70 menit.

 


Selanjutnya

Saat tahap kedua di menit-menit perlombaan belum lama dimulai, tim Thailand menjadi negara pertama yang menyalakan motor diikuti Vietnam, Namun, keduanya gagal saat mencoba menghidupkan mesin.

Tak lama setelah itu, di susul Tim Indonesia. Namun, saat mesin coba dihidupkan, lagi-lagi motor belum mau menyala. Belakangan diketahui penyebabnya adalah saluran bahan bakar dan udara ke mesin yang sengaja disumbat.

"Karena ini kompetisi, kan semuanya dibikin. Semua pengapian sudah kita temukan semua, kompresi sudah ada, tapi kok enggak mau hidup. Kita takut fuel pump, sudah kita ukur juga, tekanan fuel pump-nya sesuai standar. Tapi kok masih enggak hidup. Takut kita ragu, ya udah kita buka aja ganti. Ternyata pas diganti bukannya hidup malah mati," jelas Mualim.

Hingga sampai di satu titik, ketiganya berhasil menyalakan mesin dan menempati peringkat kelima. Satu pembelajaran penting yang didapat dari Mualim lewat kompetisi ini, dirinya mengaku harus lebih banyak belajar untuk mengantisipasi apapun kemungkinan yang terjadi dalam setiap kompetisi yang akan diikuti ke depannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya