Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menilai, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, harus bertemu dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Hal itu menanggapi hubungan Demokrat dengan koalisi yang terlihat memanas. SBY menjawab Sekjen Gerindra Ahmad Muzani yang menyebut Presiden keenam itu berjanji untuk mengampanyekan Prabowo.
Advertisement
"Menurut saya perlu segera ada pertemuan bersama untuk kemudian menyegarkan kembali semangat dan komitmen berkoalisi kita," kata Hidayat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (16/11/2018).
Wakil Ketua MPR itu mengatakan, pertemuan harus diinisiasi oleh Prabowo. Apakah secara bilateral, atau satu meja dengan para pimpinan koalisi. Namun, PKS enggan menginisiasi pertemuan.
"Memang sangat wajar bila kemudian Pak Prabowo yang melakukan inisiatif melakukan pertemuan itu apakah dengan bilateral dulu beliau dengan Pak SBY, dengan lain-lain," ucapnya.
Dia mengklaim Demokrat dan Gerindra tidak memiliki masalah secara prinsip. Begitu pula PKS dan PAN. Hanya saja komunikasi antara kedua belah pihak harus diluruskan.
"Inikan punya komunikasi yang perlu saling di-coolingdown-kan, perlu saling dikembalikan pada semangat besar bahwa kita ingin mensukseskan Pemilu 2019 melalui pilihan politik kita," tegas Hidayat.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pernyataan SBY
Sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespons pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Muzani sempat mengungkap, SBY berjanji akan mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.
SBY mengakui, sebenarnya dirinya tak harus tanggapi pernyataan Muzani. Namun, karena nadanya tak baik dan terus digoreng terpaksa merespons.
"Daripada menuding dan menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yang sembrono, justru merugikan. Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung untuk kampanyekan saya," tulis SBY dalam akun Twitter-nya, @SBYudhoyono dikutip merdeka.com, Kamis (15/11).
SBY menjelaskan, dalam pilpres yang paling menentukan Capres-nya. Capres adalah super star. Capres mesti miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat. Dia menilai, saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan dan program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan.
"Kalau jabaran visi-misi itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi," kata SBY lagi.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement